Anggia: Jihad Paling Relevan Saat ini Perangi Kemiskinan dan Kebodohan

| Minggu, 04/04/2021 15:34 WIB
Anggia: Jihad Paling Relevan Saat ini Perangi Kemiskinan dan Kebodohan Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Erma Rini memberi sambutan saat pembukaan Konbes Fatayat ke 16 di Ambon (foto @SeputarNU)

RADARBANGSA.COM - Jihad untuk situasi sekarang yang paling relevan adalah jihad memerangi kemiskinan, kebodohan, menerapkan protokol kesehatan, serta menyukseskan vaksinasi demi kebaikan bersama.

Ketua umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Anggia Erma Rini menyampaikan hal tersebut merespon dua tindakan terorisme belakangan, di Makasar dan Mabes Polri yang mengatasnamakan jihad.

"Pada zaman Rasulullah dulu, jihad dengan berperang itu memang jelas mati syahid. Situasi umat Islam saat itu diperangi orang kafir, sehingga perlu mempertahankan diri. Kalau sekarang, di negara yang damai seperti Indonesia tiba-tiba menyatakan jihad, itu sedang memerangi siapa? Bukannya mati syahid, itu jelas mati sangit (hangus)," kata Anggia dalam keterangannya, Sabtu, 3 April 2021.

Menurutnya, jihad paling relevan, islami, dan pasti bernilai pahala adalah jihad membebaskan diri dari kemiskinan, kebodohan, serta membantu kesulitan ekonomi orang lain. "Di saat pandemi sekarang, jihad yang sebenar-benarnya adalah tertib protokol kesehatan dan ikut vaksinasi. Inilah jihad saat ini. Jangan justru disimplifikasi dan direduksi makna hakikatnya," ujarnya.

Anggia juga meminta para orang tua lebih perhatian pada anak-anak remajanya yang mulai memasuki usia sekolah dan kuliah. "Pergaulan di lingkungan SMP, SMA, dan kampus harus diawasi betul, termasuk aktivitas organisasinya. Pelajaran dari Zakiah Aini, remaja perempuan yang meneror Mabes Polri, ternyata orang tuanya baru tahu anaknya terpapar paham radikal setelah mengecek akun instagramnya."

Anggia mengingatkan, mumpung belum telat, para orang tua harus lebih aware terhadap aktivitas media sosial serta pergaulan keseharian anak-anaknya. "Milenial itu incaran empuk kelompok teroris karena mereka lebih mudah dicuci otak. Terutama yang baru belajar agama saat usia dewasa, harus didampingi betul agar tidak salah pengajian dan salah guru pengajarnya," tandasnya.

Tags : Fatayat NU , Jihad , Islam , Indonesia

Berita Terkait