Status Level II, Aktivitas Pendakian di Gunung Semeru Masih Ditangguhkan

| Kamis, 15/05/2025 20:45 WIB
Status Level II, Aktivitas Pendakian di Gunung Semeru Masih Ditangguhkan Gunung Semeru erupsi. (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memutuskan untuk tetap menutup jalur pendakian Gunung Semeru meskipun status gunung tersebut kini sudah berada pada Level II dan dalam kondisi stabil. Keputusan ini diambil karena masih ditemukan bebatuan yang berpotensi menyebabkan longsoran, sehingga jalur pendakian belum aman untuk digunakan.

Pengumuman terkait perkembangan penutupan jalur pendakian Semeru disampaikan oleh Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kemenhut, Dwi Januanto Nugroho, dalam konferensi pers di kantor Kemenhut pada Kamis (15/5/2025). Ia menjelaskan bahwa tim patroli lapangan yang melakukan pemeriksaan di jalur pendakian menemukan adanya bebatuan yang masih berisiko runtuh apabila terkena hembusan angin.

“Batu-batu tersebut berpotensi menimbulkan longsoran yang dapat membahayakan keselamatan para pendaki,” ujar Januanto. Oleh karena itu, Kemenhut memutuskan agar jalur pendakian Semeru tetap ditutup demi mengutamakan keselamatan.

Januanto menegaskan bahwa arahan Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, sangat jelas yakni menjaga keselamatan dan keamanan pendaki sebagai prioritas utama. Jika di lapangan masih ditemukan potensi bahaya, jalur pendakian tidak akan dibuka.

Tim pengawas di lapangan akan terus melakukan pemantauan kondisi gunung. Apabila situasi sudah dinilai aman, jalur pendakian akan dibuka kembali. Salah satu opsi mitigasi keselamatan yang tengah dipertimbangkan adalah penerapan sistem kuota pendaki, guna meminimalisasi risiko kecelakaan.

Dalam kesempatan yang sama, Januanto juga memberikan informasi terkini terkait jalur pendakian Gunung Rinjani, yang belakangan mengalami beberapa insiden pendaki yang terpeleset atau jatuh. Ia menyebutkan akan diterapkan pembatasan akses atau pemasangan pagar di titik-titik rawan agar jalur pendakian lebih aman.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak mendaki karena tekanan tren atau keinginan membuat konten (FOMO). Mendaki gunung bukanlah perlombaan atau ajang untuk sekadar mencari popularitas, melainkan harus didasari oleh kesadaran akan pentingnya keselamatan.

“Pendakian gunung bukan perlombaan atau sekadar mengejar konten,” tegasnya.

Menurut Januanto, mendaki gunung merupakan kegiatan untuk menyatu dengan alam dan menikmati keindahan ciptaan Tuhan. Ia juga mengajak para pendaki untuk memberikan masukan terkait aspek keselamatan dan keamanan kepada pengelola atau Kemenhut selama melakukan pendakian.

Tags : Kementerian Perhutanan , Gunung Semeru , Jalur Endakian

Berita Terkait