Gubernur Koster Sebut Proyek LNG Siap Penuhi Kebutuhan Energi Bersih Daerah

| Kamis, 05/06/2025 18:30 WIB
Gubernur Koster Sebut Proyek LNG Siap Penuhi Kebutuhan Energi Bersih Daerah Proyek LNG. (Foto: IG @pgnngindonesia)

RADARBANGSA.COM - Gubernur Bali Wayan Koster menerima perwakilan masyarakat dari Desa Adat Serangan, Desa Adat Intaran, dan Desa Adat Sidakarya di Gedung Kerthasaba, Rumah Jabatan Gubernur Jayasabha, Denpasar, Rabu (4/6). Dalam pertemuan itu, Gubernur Koster didampingi perwakilan dari PT Dewata Energi Bersih selaku pihak pengembang proyek.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Koster menyampaikan rencana pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) di Pantai Sidakarya, Denpasar Selatan, sebagai bagian dari program strategis Bali Mandiri Energi Bersih untuk mendukung ketahanan energi daerah dan mewujudkan transisi energi menuju ekonomi hijau.

“Bali adalah pulau kecil, destinasi wisata dunia, tidak boleh tergantung pada energi dari luar. Kita harus mandiri dengan energi bersih,” tegas Koster.

Ia menjelaskan, saat ini Bali masih sangat bergantung pada pasokan listrik dari Jawa Timur melalui kabel bawah laut yang rentan terganggu. Ia menyebut insiden blackout selama 12 jam yang pernah terjadi sebagai peringatan akan pentingnya infrastruktur energi lokal. Terminal LNG, menurutnya, merupakan solusi konkret yang mendesak dan aman secara teknis.

Kekhawatiran warga terkait dampak lingkungan dan sosial juga direspons langsung oleh Gubernur Koster. Ia menyatakan seluruh proses pembangunan telah melalui kajian menyeluruh, termasuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

“Jalur kapal LNG sudah eksisting dan tidak melewati terumbu karang aktif. Pipa gas dipasang di kedalaman 15 meter, di bawah akar mangrove, tanpa mengganggu ekosistem,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa pengerukan dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan, seperti kapal hisap pasir dan kelambu lumpur untuk menghindari kekeruhan air.

Koster menegaskan bahwa LNG berbeda dengan LPG, karena tidak mudah meledak dan jika bocor akan langsung menguap di udara. “Saya tidak akan membiarkan pembangunan merugikan masyarakat atau represif. Semua proses harus jelas dan benar. Ini prinsip saya sebagai gubernur untuk menjaga Gumi Bali,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa proyek ini akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, antara lain melalui penataan kawasan, pengelolaan dermaga wisata, dan kerja sama dengan BUMDes serta BUMDA.

Terminal LNG ini akan terintegrasi dengan PLTG Pesanggaran dan pembangkit baru di perbatasan Denpasar-Gianyar, dengan target total kapasitas 1.550 MW pada tahun 2029.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq telah meninjau langsung lokasi proyek pada 27 Mei lalu. Ia menekankan bahwa keputusan kelanjutan proyek akan sangat bergantung pada hasil akhir Amdal.

“Kalau perizinan lingkungan tidak kuat maka perizinan usahanya tidak keluar. Jadi kita akan upayakan secepatnya, mudah-mudahan kita akan running dalam waktu 2-3 bulan. Saya minta ini sudah ada keputusan, berlanjut atau tidak berlanjut,” ujar Menteri Hanif di hadapan warga Sidakarya.

Tags : Bali , PGN , LNG