Lomba Cerpen Santri 2018
Shehrazad Milenium

Oleh: Sofie Yopita Nur Endah
RADARBANGSA.COM - Ketika hobi para santri pada umumnya adalah bercerita dari mulai yang berfaidah sampai yang unfaidah. Berbeda dengan santri satu ini, Humaira Shehrazad namanya. Perangai dan akhlaq yang indah seperti namanya, hanya saja ia jarang tersenyum karena kehidupannya yang keras saat ia hidup di kota tepatnya di jalanan. Ia hidup sebatang kara dengan lika liku hidup tiada tara. Namun sesuai dengan namanya ia ingin menjadi seseorang yang berarti bagi sekitarnya, paling tidak mempertahankan derajat kemulian wanita.
Mata-mata itu perlahan terpejam dan beringsut ke tempat yang selayaknya, yang masih bertahan adalah Tsuroyya. Tsuroyya adalah putri dari Umi Aisy dan Abah Halim pengasuh pondok ini. Ia cantik, tapi sayang ia tak bisa berjalan dan berbicara, tak mau berbicara tepatnya. Namun sejak pertemuannya dengan Humaira, ia mulai sedikit bisa berbagi cerita dengannya.
“Dahulu kala ada seorang putri kerajaan, ia hidup bahagia bersama kedua orangtuanya yang sangat menyayanginya. Sampai seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu perlahan musnah. Ada pemberontakkan dari sekte yang entah datang dari mana yang mana menyerang semua anggota kerajaan dan membantainya. Sang putri melihat pembantaian itu dengan mata kepala nya sendiri, ia melarikan diri. Jadilah dia satu-satunya keluarga yang selamat dari pembantaian tersebut. Dengan ketakutan yang masih mengguncangnya, ia lari ke kota, tapi tak ada satu orang pun yang mengenali dirinya. Ia bingung akan menjadi apa dia setelah ini. Akhirnya ia menyusuri penjuru kota sambil menyanyi dengan lirih sambil sesekali istirahat dipersimpangan jalan. Tiba-tiba setiap orang sedang lalu lalang memberinya koin, sampai akhirnya ia bisa membeli makanan dari koin tersebut setelah ia tidak makan 3 hari ini. Karena tragedi itu, ia selalu bernyanyi menyusuri kota berharap ia bisa mengumpulkan koin-koin itu.” Humaira menghela nafas sebentar. Tsuroyya mengisyaratkan untuk melanjutkan ceritanya. Humaira menggeleng “Sudah malam, besok aku lanjutkan lagi ceritanya” ucapnya dengan lembut.
Baca selengkapnya di sini
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Serahkan SK CPNS, Gubernur Riau: ASN Harus Jadi Solusi Bukan Beban
-
Nihayatul Wafiroh: Pemerintah Harus Perketat Aturan Istitaah Kesehatan Jemaah Haji
-
Menteri Keuangan Sebut Fokus Belanja Negara untuk Kuatkan Daya Saing Ekonomi
-
Gubernur Riau Abdul Wahid: ASN Harus Jadi Solusi, Bukan Beban Birokrasi
-
Temui Dubes Singapura, Gubernur Luthfi Sampaikan Upaya Pengembangan Pelabuhan di Jateng