Lomba Cerpen Santri 2018

Hari Haru Biru

| Selasa, 06/11/2018 19:26 WIB
Hari Haru Biru Dok Radarbangsa

Oleh: Awang Kurnia

RADARBANGSA.COM - Tak pernah aku merasa seperti ini sebelumnya,rasa yang membuatku merasa sedih,senang,gelisah,rindu,terharu,dll yang mana semuanya berkumpul pada diriku itulah yang aku rasakan sekarang,semua perasaan itu aku rasakan pada acara yg aku ikuti ini,aku tak pernah menyangka bahwasanya aku mampu bertahan sampai sejauh ini. kini aku telah duduk dikursi menunggu untuk dinisbatkan sebagai alumni,dengan mengikuti acara yang telah lama kutunggu yaitu haflatul ikhtitam untuk santri dan santriwati kelas 6 kmi.

Aku tak pernah menyangka setelah bersabar selama 6 tahun menjalani semua kegiatan di pondok ini,tanpa aku sadari bahwasanya sekarang aku akan menjadi alumni ke 23,sebuah kehormatan besar bagiku,untuk menjadi seorang alumni,kenapa tidak ? setelah bersabar dan berkorban selama 6 tahun,begitu banyak kenangan yang telah aku ciptakan begitu banyak pengalaman yang telah aku dapatkan.

Lantas semua kenangan tersebut tiba-tiba berkelebat dalam kepalaku,semua kenangan itu  berjalan bak film dalam pikiranku,yang mengingatkanku akan arti persahabatan,mengingatkanku tentang pentingnya kehati-hatian dalam kehidupan,mengingatkanku tentang segalanya,tentang rasa sakit,perih,senang,dan pondok. kini tibalah saatnya aku harus meninggalkan pondok yang penuh dengan memori indah dalam ingatanku.

Masih dapaku ingat,bagaimana pertama kali aku merasakan suasana menjadi santri,suasana ketika pertama kali aku dititipkan kepada ustad di pondok ini. masihku ingat bagaimana pertemuan awalku dengan teman baru yang berbeda daerah,semua berjalan begitu saja dalam pikiranku tentang kesan pertama yang aku dapatkan di pondok ini. kenangan yang mengajarkan ku bahwa bahwa pentingnya orangtua sebagai pembimbing kami,pentingnya bergaul dengan orang baru tanpa harus memilih dalam pertemanan.

Kenangan itupun berlanjut dimana aku tersenyum getir mengingatnya,bagaimana tidak? Tentang pertama kali mendapat hukuman karna tidur di masjid,hukuman yang kudapatkan dari bagian pengajaran.mengingatkan bagaimana sebuah tamparan keras di pipi, yang mengajarkanku arti betapa pentingnya menghargai waktu,betapa berharganya waktu,dan betapa meruginya jika kita menyia-nyiakannya.semua begitu indah,semua begitu tepat mengajarkanku agar tidak  meremehkan hal-hal kecil,hanya dengan sebuah pena aku mengerti bahwa pentingnya hal kecil yang bagi kita,dengan pena aku mengerti pentingnya kehati-hatian dalam hidup ini.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait