Lomba Cerpen Santri 2018

Janji Santri

| Rabu, 07/11/2018 23:26 WIB
Janji Santri Dok Radarbangsa

Oleh: Laura Vindy

RADARBANGSA.COM - Deretan santri ramai memadati jeruji dekat kamar sambil bertukar cerita yang mereka dapat dari sekolahSampai panggilan pengurus terdengar,,,ayo jamaah ,,jamaah,,,jamaaah. Para santri segera berhamburan ketempat keran wudlu dan ke kamar mandi.

Jamaah ashar pun dilaksanakan dengan hikmat lengkap sudah rasa lelah yang telah terbasahi dengan ditutup oleh kegiatan qubailal maghrib dan pembacaan sholawat alaika, ciri ciri khas pondok Bustanul Ulum yang di asuh oleh Kiai Mansur  di Kota Lamongan.

Usai jama’ah pandangan mata Fatimah menatap kosong deretan al-Qur’an yang tertata rapi, fikiranya terus berlarian teringat ayah dan ibunya yang di Surabaya banting tulang mencari nafkah untuk membiayainya sekolah dan nyantri.

Nenek Fatimah melarangnya keras untuk ia kembali ke kota asal, dikarnakan takut akan pergaulan dikota metropolitan yang bebas tanpa aturan jika tidak dikendalikan, berat hati Fatimah meninggalkan kota, orang tua apalagi kini ia dilingkungan baru yang semuanya serba ada  peraturan, hukuman.

Ia dihadapkan dua pilihan dari neneknya nikah atau makan bangku sekolah???

Pilihan yang membuatnya lumpuh, dari pada menikah ia berjanji akan menyelami bangku sekolah dengan amanah. Saat terhanyut dengan lamunan   tiba tiba asna menghampiri dan mengulurkan sepucuk surat beramplop biru muda.” Maaf kak Fatimah  ini ada titipan surat dari gus toha”  kata asna sambil berbisik takut kedengeran santri lain yang duduk disamping fatimah .

 “surat ???? maksudnya ini surat apa asna??” tayak Fatimah sambil menutup kitabnya, asna hanya senyum tanpa ada kata  dan pergi meninggalkan fatimah .rasa deg deg kan menghujam hatinya segera Fatimah menuuju kamar.

”Awan mendung menyapa malamku dikala hati sedang merindu parasmu,paras elok dibalik jilbapmu melindungi syahwat dari nafsu celaka,paras yang sepanjang waktu aku tunggu,paras yang selalu membuatku tak sanggup menatapnya lama lama,bukan kutak bisa,aku hanya tak sanggup meredahkanya,meredahkan paras mulia dengan mata penuh dosa.ungkapan hati suci ini semoga dibalas rasa tulus tanpa paksa agar bertabur manis semanis iman yang tergambar diwajahmu,"

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait