Politik Kesejahteraan: New Platform Partai Politik

| Selasa, 04/05/2021 17:47 WIB
Politik Kesejahteraan: New Platform Partai Politik Muhammad Zuhdan (foto: istimewa)

OLEH: Muhammad Zuhdan

RADARBANGSA.COM - Sumbangan terbesar buku ini adalah ingin mengembalikan lagi arti politik secara lebih esensial. Wacana politik kesejahteraan seakan hilang dalam pembicaraan politik hari ini, adanya lebih ke politik elektoral dan politik identitas. Kedua hal tersebut membuat publik jenuh kalau mendengar apapun yang berbau politik. Kalaupun ikut pemilu itu juga bukan karena mereka mendapat preferensi politik yang baik, tapi karena sisi pragmatisme saja. Cak Imin, sebagai seorang ketua umum partai politik, melalui bukunya ini ingin mengatakan kepada publik, bahwa politik kita adalah politik kesejahteraan. Terdengar “gimmick”memang tapi sebenarnya inilah yang menjadi mandat dasar politisi maupun partai politik. Apa yang ditulis Cak Imin ini juga menjadi “political warning” bagi para politisi maupun partai politik yang mulai lupa arah orientasi politiknya.

Buku ini juga bukan buku panggung politik, yang hanya cerita soal kesuksesan cerita sang penulis sebagai politisi muda popular dan gemilang tapi lebih mencerminkan gagasan politik penulis atas kondisi riil bangsa ini terkait isu kesejahteraan. Gagasan politik kesejahteraan yang ditawarkan oleh Cak Imin ini diawali dengan analisis kegagalan pembangunan negeri kita sampai dengan penjelasan sub-bidang penting pembangunan yang bisa direorientasi kembali dalam bingkai politik kesejahteraan, misalnya soal pendidikan, kesehatan, ekonomi, pertanian, pedesaan, sumber daya alam dan lainnya.

Gagasan politik kesejahteraan ini yang ditawarkan oleh Cak Imin ini juga sangat penting untuk reorientasi pembangunan yang dijalankan oleh negara. Malpraktek pembangunan yang selama ini berjalan, menurut Cak Imin harus direorentasi kembali ke arah pembangunan subtansial, yaitu kesejahteraan.Sistem otonomi daerah juga diharapkan mampu mendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di berbagai daerah. Praktek sentralisasi kekuasaan yang menghambat pemerataan pembangun dan kesejahteraan perlu ditinjau ulang agar demokrasi ekonomi juga bisa berjalan merata di berbagai daerah.

Kemudian, partai politik sebagai lokomotif kekuasaan diharapkan mampu menjadi aktor penggerak politik kesejahteraan dalam segala fungsinya baik di parlemen, pemerintahan, maupun masyarakat. Kebijakan publik yang menjadi luaran dari segala proses politik harus menganut 3 (tiga) orientasi : pro poor, pro growth, dan pro gender. Tentu saja harus dibarengi dengan penguatan sistem politik demokratis yang mampu memberikan ruang, akses, dan kesempatan yang sama bagi warga negara untuk mendapatkan hak-hak kesejahteraan yang disediakan oleh negara.

Pengarusutamaan politik kesejahteraan menurut Cak Imin harus menjadi agenda bangsa yang kemudian menjadi arah rencana strategis kebijakan negara agar semua aset kapital negara bisa memberikan dampak kesejahteraan yang merata. Reakumulasi kapital negara sebagai modal dasar negara menjalankan politik kesejahteraan harus dibarengi juga dengan demokrasi ekonomi dan demokrasi politik yang sehat. Secara eksplisit memang Cak Imin tidak menawarkan konsep negara kesejahteraan seperti negara-negara Skandinavia, tapi secara implisit sebenarnya ingin juga negara Indonesia juga menjadi negara sejahtera yang religiius, sebagaimana gagasan politik “rahmatan lil ‘alamin” yang dia tawarkan dalam buku ini.

Buku yang hadir ditengah kegersangan gagasan politik dari para elit politik ini, semuga mampu membawa pembacanya ke arah cara pandang baru dalam memahami sebuah politik. Kesejahteraan adalah bagian mendasar dan tujuan besar dari politik sesungguhnya walaupun menuju ke arah negara yang sejahtera juga butuh kontestasi dalam politik elektoral dan politik kebijakan. Buku setebal 319 halaman dengan VII Bab ini adalah monumen pengetahuan politik yang selayaknya dibaca maupun direproduksi oleh elit politik maupun partai-partai politik yang lain agar publik tahu platform politik mereka usung dan pemilihnya tidak menjadi pemilih yang pragmatis. Kesan terakhir atas buku ini yaitu bahwa politik kesejahteraan adalah bagian isu strategis penting bagi tema-tema pendidikan politik ke depan oleh partai-partai politik.

** Kepala Sekolah Politisi Muda Yayasan Satunama

Tags : Politik Kesejahteraan , PKB , Gus AMI , Cak Imin

Berita Terkait