Ekspor 4 Komoditas Jatim Ini Naik Tajam Selama Pandemi

| Selasa, 21/04/2020 12:15 WIB
Ekspor 4 Komoditas Jatim Ini Naik Tajam Selama Pandemi Petugas Mendata Komoditas Ekspor (Foto: Kementan)

SURABAYA, RADARBANGSA.COM – Badan Karantina Pertanian (Barantan) Surabaya mencatat adanya peningkatan permohonan fasilitasi ekspor yang cukup signifikan khususnya komoditas sub sektor perkebunan seperti kopi dan minyak sawit, produk hortikultura dan tanaman pangan lainnya.

Total permohonan ini mencapai 9.358 kali. Jika dibandingkan degan periode Januari hingga Maret 2019 yang hanya membukukan 6.325 kali, maka terjadi peningkatan sebesar 47,95%.

Musyaffak Fauzi, Kepala Karantina Pertanian Surabaya menjelaskan ada 4 (empat) komoditas pertanian asal Jatim yang melesat tajam di pada periode Januari – Maret 2020. Masing-masing adalah minyak sawit dengan total volume sebanyak 230,8 ribu ton setara nilai ekonomi Rp. 2,7 triliun. Sebanyak 76 negara sekaligus menjadi pasar ekspor komoditas unggulan ini, mulai dari Singapura, MIkronesia, Sinegal, Yunani hingga Rusia.

Sementara untuk komoditas kopi, laris di 36 negara masing-masing Malaysia, Armenia, Spanyol, Swiss, Qatar dan lain-lain. Dengan total pengiriman 16 ribu ton senilai Rp. 1,2 triliun.

Untuk ekspor asal hewan, meskipun ada penurunan permohon sertifikasi kesehatan hewan atau health certificate (HC) sebagai persyaratan ekspor negara tujuan sebesar 20,04%. Dimana di tahun 2019 sebanyak 1.926 kali permohonan ekspor di triwulan pertama, tahun ini hanya berhasil membukukan 1.540 permohonan. Namun ada 2 produk sub sektor peternakan yang berhasil melapak di pasar ekspor dengan angka tertinggi, yakni SBW dan susu dan produk olahanya, jelas Mussyafak.

Selain Cina, 14 negara lain seperti Australia, Makao, Arab dan lainnya juga membeli SBW asal Jatim. Dengan total 63,8 ton yang setara dengan Rp 1,3 triliun berhasil diraup para pelaku usaha wallet ini.  Sementara untuk susu dan olahannya tercatat sebanyak 1,2 ribu ton dengan nilai Rp. 19,3 milyar yang berhasil masuk ke 9 negara tujuan ekspor. 

Produk-produk ini diekspor melalui Pelabuhan Laut Tanjung Perak dan Bandar Udara Juanda sebagai pintu utama ekspor tidak hanya bagi Jawa Timur namun juga bagi sebagian wilayah timur tanah air yang belum memiliki fasilitas ekspor langsung.

“Ekspor merupakan motor penggerak ekonomi, kita tidak boleh berhenti. Dengan keterbatasan gerak untuk kewaspadaan penyebaran Covid-19, kita harus kerahkan segala upaya dari hulu hingga hilir agar ekspor tetap berlangsung,” kata Kepala Barantan, Ali Jamil, dalam keterangan tertulisnya, Minggu 20 April 2020.

 

Tags : Barantan , Ekspor , Pertanian

Berita Terkait