Proyeksi Defisit APBN Semakin Lebar

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pemerintah mengatakan berbagai kebijakan fiskal yang dikeluarkan selama pandemi secara tidak langsung berdampak pada pelebaran defisit. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kepala BKF) Febrio Kacaribu, menyampaikan pemerintah baru saja mengajukan angka 6,54% atau setara dengan Rp 1.039,2 Triliun untuk pelebaran defisit tahun 2020. Angka ini jauh lebih besar dari angka sebelumnya yaitu 5,07% atau setara Rp 852,9 Triliun terhadap PDB.
“Perpres 54 tahun 2020 akan direvisi dengan defisit yang meningkat dari Rp 852,9 triliun atau 5,07% dari GDP menjadi Rp 1.039,2 triliun, atau menjadi 6,34% dari PDB," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam video conference.
Sementara itu pertumbuhan ekonomi diprediksi negatif 0,4% dengan skenario sangat berat dan 2,3% dengan skenario berat. Pendapatan negara juga diprediksi akan turun dari Rp1.760,9 triliun menjadi Rp1.699,1 triliun atau turun sebesar Rp61,7 triliun. Di sisi lain belanja negara diprediksi naik dari Rp2.613,8 triliun menjadi Rp2.738,4 triliun atau naik Rp124,5 triliun. Belanja naik termasuk untuk kompensasi diskon listrik dan penanganan dampak COVID-19.
Dari semua angka prediksi ini, Menkeu menyatakan pelebaran defisit pasti terjadi dikarenakan kebutuhan dana penanggulangan COVID-19 di tanah air yang terus bertambah.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Wali Kota Mojokerto Buka Perkemahan Wirakarya, Fokus Benahi Rumah Warga
-
Real Madrid ke Semifinal Piala Dunia Antarklub Usai Menang Lawan Borussia Dortmund
-
Gubernur Iqbal Soroti Absennya Putra Daerah NTB Di Jajaran Komisaris ITDC
-
Komisi VI DPR RI Dukung Danantara Larang Pergantian Direksi 52 BUMN
-
Atraksi Pencak Silat dan Seni Tari di CFD Jakarta Pecahkan Rekor MURI