Nilai Tukar Petani Naik Setelah Sekian Lama
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Sepanjang 2020, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) mengkonfirmasi hal ini dan mengatakan kondisi ini disebabkan oleh wabah pandemi Corona.
Pada Juni 2020, BPS mencatat NTP Petani naik tipis 0,13 persen menjadi sebesar 99,90. Kendati demikian, Suhariyanto menyebut bahwa angka ini masih berada di titik impas yaitu angka 100.
Kenaikan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (pendapatan yang diperoleh dari produk pertanian) lebih tinggi daripada indeks harga yang dikeluarkan petani (untuk konsumsi atau biaya produksi).
“Kalo kita lihat per subsektor, semuanya mengalami kenaikan nilai tukar kecuali untuk holtikultura dan tanaman perkebunan rakyat,” ujarnya dalam siaran resmi BPS, Rabu 1 Juli 2020.
NTP Holtikultura turun karena indeks harga yang diterima petani turun disebabkan penurunan harga komoditas bawang merah, cabai rawit dan sebagainya di pasaran.
Sedangkan untuk NTP Tamanan Perkebunan Rakyat naik namun kenaikannya sangat tipis sehingga kalah dari naiknya indeks harga yang dibayar petani. Kenaikan yang sangat tipis pada NTP Tanaman Perkebunan ini disebabkan oleh penurunan harga karet, tebu, kopi dan kulit kayu manis.
Suhariyanto menyebut kedepan sektor yang akan terdampak dalam adalah sektor perkebunan kerena mengikuti harga fluktuasi internasional.
“Bisa dibayangkan kalo harga yang diterima petani turun sementara konsumsinya atau biaya produksinya naik tentunya pendapatannya akan minus. Karena itu diperlukan berbagai langkah agara NTP ini bisa melebihi titik impas 100,” jelasnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Real Madrid Kalahkan Osasuna, Carlo Ancelotti Cetak 200 Kemenangan
-
4 Tips Perawatan Ban Mobil Sebelum Mudik Lebaran 2024
-
Mentan Sebut Pemerintah Naikkan Anggaran Pupuk Hingga Siapkan Benih Padi Gratis
-
Pelni Sediakan 19 Kapal Layani Mudik Gratis Lebaran 2024
-
Resmi Jadi WNI, Ragnar Oratmangoen Bertekad Bawa Indonesia Lolos ke Piala Dunia