Meski Belum Klaim Resesi, 10 Negara Ini Masuk ke Resesi Teknikal

| Selasa, 01/09/2020 20:25 WIB
Meski Belum Klaim Resesi, 10 Negara Ini Masuk ke Resesi Teknikal Warga di Malaysia beraktivitas di luar menggunakan masker (Doc: CNN)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Pandemi jelas menyurutkan sektor ekonomi di berbagai belahan dunia. Bank Dunia menyebut pertumbuhan ekonomi global akan terjun ke  minus 5,2 persen dari level positif  2,9 persen di tahun 2019.

Surutnya sektor ekonomi ini secara masif terjadi di seluruh negara. Di Kuartal I 2020, banyak negara maju melaporkan pertumbuhan ekonominya minus. Meskipun pandemi baru diidentifikasi secara massal pada Maret 2020, namun dampak dari penguncian membuat ekonomi di negara tersebut semakin terkikis.

Dilansir dari data pertumbuhan ekonomi negara maju maupun berkembang pada Agustus lalu, terdapat beberapa negara yang menghadapi badai ekonomi sangat besar sehingga negara - negara ini resmi memasuki resesi teknikal. Berikut adalah kesepuluh negara dengan pertumbuhan PDB terminus sepanjang Kuartal I hingga Kuartal II 2020.

 

1. Spanyol

Pada Kuartal I 2020, Ekonomi Spanyol mengalami pertumbuhan minus sebesar 4,1 persen. Tren penurunan ini berlanjut pada Kuartal II 2020. Spanyol tercatat menjadi negara di eropa yang mengalami pertumbuhan ekonomi terparah di Kuartal II 2020 (Q2 2020). Angka pertumbuhan ekonomi spanyol terjun bebas di minus 22,1 persen pada Q2 2020.

 

2. Inggris

Eknonomi dengan negara berpenduduk 53 juta jiwa ini juga dilanda chaos. Pada Kuartal I 2020,  Ekonomi Inggris mengalami kontraksi di minus 1,7 persen. Di Kuartal II 2020, perekonomian inggris semakin melambat di angka minus 21,7 persen.

 

3. Perancis

Salah satu negara maju di Dunia, Perancis tidak luput merasa kewalahan menghadapi badai covid-19. Sektor yang paling parah terkena hantaman adalah sektor investasi, perdagangan dan konsumsi.

Penurunan kontribusi ketiga sektor ini membuat ekonomi perancis terperosok di minus 5,7 persen pada Kuartal I 2020 dan melanjutkan pertumbuhan minus lebih dalam di angka minus 19,0 persen pada Kuartal II 2020.

 

4. Meksiko

Sejak Kuartal IV 2019 pertumbuhan ekonomi Meksiko tercatat mengalami kontraksi sebesar 3 persen.

Lanjut di Kuartal I  2020, Saat badai pandemi datang, Meksiko semakin kewalahan dan membuat pertumbuhan ekonominya turun di angka minus 1,4 persen.

Beberapa sektor yang mengalami pukulan berat adalah sektor minyak, pariwisata, belanja negara dan perdagangan.

Pada Kuartal II 2020 ini, Meksiko semakin terperosok ke angka minus 18,5 persen.

 

5. Italia

Negara Pisa ini tercatat mengalami kontraksi tajam pada Kuartal I 2020 di angka minus 5,5 persen. Pukulan paling hebat terjadi di sektor pariwisata, perdagangan dan transportasi. Kontraksi ini terus berlanjut pada Kuartal II 2020 di angka minus 17,3 persen.

Kini Italia tengah menghadapi tingkat pengangguran sebesar 9,9 persen dan diprediksi akan terus meningkat di akhir tahun hingga 11,1 persen

 

6. Malaysia

Malaysia merupakan salah satu negara yang telah menyatakan diri telah memasuki resesi. Pada Kuartal I pertumbuhan ekonomi Malaysia masih tercatat positif di angka 0,7 persen. Angka ini sayangnya menurun dari pertumbuhan ekonomi di Kuartal IV 2019.

Pada kuartal II 2020, Malaysia menghadapi badai ekonomi yang lebih besar sehingga memicu kemerosotan ke angka minus 17,1 persen.

 

7. Portugal

Melansir dari data kontraksi pertumbuhan ekonomi Q2 2020 Kementerian Keuangan (Kemenkeu) 25 Agustus 2020, Portugal tercatat sebagai negara ketujuh yang mengalami kontraksi terdalam.

Pada kuartal I 2020, Perekonomian Negara Tertua di Eropa ini mencatatkan minus di angka 2,3 persen. Kontraksi terus belanjut di Kuartal II di angka minus 16,5 persen.

 

8. Filipina

Selain Malaysia, Negara Asean yang dikategorikan masuk ke dalam jurang resesi teknikal adalah Filipina dengan kontraksi pertumbuhan minus 0,7 persen di Kuartal I.

Sementara di kuartal II 2020 Filipina mencatat pertumbuhan ekonomi semakin minus di angka 16,5 persen.

 

9. Belgia

Negara yang terkenal dengan surganya coklat ini juga bernasib sama seperti dengan sebagian besar negara eropa lainnya.

Pada April 2020, tingkat kematian Covid-19 di Belgia sempat menduduki peringkat tertinggi di dunia. Kendati demikian hal ini disebabkan karena Pemerintah Belgia sangat transparan dalam membuka data.

Di beberapa negara pada umumnya, pemerintah setempat hanya melaporkan kasus kematian berdasarkan tingkat kematian di rumah sakit.

Belgia, turut melaporkan tingkat kematian pasien yang dirawat di rumah dan menghitung angka kasus secara lebih luas.

Laporan ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara coklat tersebut.

Pada Kuartal I 2020, Belgia mengalami pertumbuhan ekonomi minus di angka 2,4 persen. Pada Kuartal II 2020, perekonomian Belgia mencatatkan kontraksi yang lebih serius di angka minus 14,5 persen.

 

10. Singapura

Negara paling maju di Dunia, Singapura menempati posisi ke 10 sebagai negara yang masuk ke jurang resesi teknikal.

Pada kuartal I 2020, Singapura mencatatkan pertumbuhan di angka minus 0,3 persen. Pada kuartal II 2020, Perekonomian Singapura melanjutkan kontraksi di angka minus 13,2 persen.

 

Selain ke 10 negara diatas masih banyak lagi negara yang dikategorikan masuk ke dalam resesi teknikal. Indonesia menempati urutan ke 23 dari banyaknya negara di dunia yang juga mengalami krisis ekonomi saat ini.

 

 

Tags : negara resesi , 10 , top

Berita Terkait