Pandemi Tak Pengaruhi Bisnis Kopi

| Senin, 30/11/2020 12:58 WIB
Pandemi Tak Pengaruhi Bisnis Kopi Biji Kopi. (Foto: Ilustrasi)

RADARBANGSA.COM - Bisnis Kopi sampai saat ini masih menggeliat menjanjikan dan tidak terpengaruh oleh pademi Covid 19 seperti sekarang ini.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI ) Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengungkapkan bisnis kopi di Indonesia khususnya di Jawa Timur tidak mengenal pademi bahkan tambah meningkat.

"Di masa Pademi Covid 19 seperti sekarang ini masyarakat enggan keluar rumah sehingga kalau membuat makanan dan minuman seperti kopi, membut sendiri sehingga permintaan pasar kopi meningkat," Ujar Difi Ahmad Johansyah dalam acara wawancara saat FGD Bersama Media di Jombang belum lama ini.

Sektor pertanian kopi di Jawa Timur binaan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, menurutnya, tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi covid-19.

"Alhamdulillah sektor pertanian (kopi) di jawa timur tidak terlalu terpengaruh oleh covid-19,” tutur Difi Ahmad Johansyah.

Bahkan, kata Difi, meningkat terus terbukti dengan mengikuti festival beberapa waktu lalu sehingga kopi habis terjual.

“Jadi saya sampaikan pertanian kopi sebenarnya sama sekali tidak terkena dampak covid,” katanya.

Kecuali pertanian kopi terkena hama dan segala macam, tapi demand naik terus, bahkan ada yang bilang di tahun 2045 nanti dunia akan kehabisan kopi.

“Ada yang bilang kemarin, dunia akan kehabisan kopi, itu ahlinya bilang begitu,” ungkapnya.

Difi juga mengimformasikan, bahwa Indonesia merupakan salah satu menara produsen kopi terbesar nomor 4 Didunia setelah Brazil, Colombia dan Viet Nam.

Produksi kopi terbesar di Indonesia salah satunya di Prov Jawa Timur yakni di Wonosalam Jombang, di lereng G Ijen Bondowoso, Jember, Banyuwangi, di Malang dan dilereng G Wilis Kediri.

Menurut Difi Kopi Indonesia khususnya Jatim kualitasnya bagus, karena petani kopi di Jawa Timur sudah bisa menghasilkan kopi premium dengan harga yang mahal. 

"Potensinya besar sehingga Kita BI ingin mengarahkan pada petani kopi bisa menghasilkan produk kopi premium. Memang ada kelemahan kita bahwa produktifitas kopi kita masih rendah. Kita terus komunikasikan agar ini bisa memproduksi kopi secara kontinew sepanjang tahun," pungkasnya.

 

Tags : Kemenperin , manufaktur

Berita Terkait