PMI Manufaktur Indonesia Naik Kelas, Begini Pendapat Ekonom

| Jum'at, 04/12/2020 07:04 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Naik Kelas, Begini Pendapat Ekonom Industri Makanan dan Minuman (Mamin) (Doc: Pelaku Bisnis)

RADARBANGSA.COM – Hasil survei Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan jika IHS Markit naik hampir tiga poin menjadi 50,6 pada periode Oktober-November 2020. Kenaikan ini juga membuat industri manufaktur Indonesia naik kelas ke level ekspansif.

Melalui pertumbuhan ini, pemerintah lantas mengklaim jika sektor industri sudah mulai rebound dan mulai berekspansi. Namun tidak demikian jika menurut pengamatan ekonom. 

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment INDEF, Andry Satrio Nugroho menilai jika naiknya PMI ke level ekspansi bukan berarti mengindikasi industri sudah pulih. Akan tetapi dikarenakan kenaikan produksi belum cukup besar.

Justru ia memproyeksi jika industri baru akan pulih setidaknya di tahun 2021 nanti.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (KADIN) Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan. Ia menilai angka tersebut sebetulnya hanya menggambarkan peningkatan siklus produksi setelah ekspansi terakhir pada periode Agustus lalu.

PMI November di level ekspansi ini, lanjutnya memang sesuai dengan siklus kinerja pabrikan pada umumnya.

“Dalam tiga bulan terakhir cuma Agustus yang di level 50 karena semua hasilnya sudah diserap pasar dan memang umumnya November pasti naik karena memaksimalkan produksi sebelum tutup tahun dan kinerja Desember yang tidak akan penuh," kata Johny dalam rilis KADIN belum lama ini.

Lalu, pada Desember nanti kemungkinan level akan menurun sedikit karena ada rencana Presiden Joko Widodo yang ingin memangkas hari libur.

“Jadi memang November bukan level ekpansi karena investasi baru memang harus dipisahkan karena PMI ini hanya supply dan demand,” demikian tukas Johny.

 


 

 

Tags : PMI Manufaktur , Ekonom

Berita Terkait