ASABRI Rugi Berat Rp19,4 Triliun di Investasi Saham dan Reksadana

| Rabu, 09/06/2021 18:55 WIB
ASABRI Rugi Berat Rp19,4 Triliun di Investasi Saham dan Reksadana Logo Asabri (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM – Perusahaan pengelola dana pensiun TNI/Polri PT Asabri (Persero) melaporkan kerugian investasi dan reksadana sekitar Rp19,4 Triliun. Kerugian ini puncaknya terjadi di tahun 2019 dan menyebabkan perusahaan kehilangan total Rp12 Triliun hingga April 2021.

Direktur Utama ASABRI, R Wahyu Suprayono mengatakan kerugian  banyak terjadi pada prortofolio saham yang terafiliasi pada  Benny Tjokoro dan Heru hidayat yang kini telah ditetapkan statusnya sebagai tersangka Korupsi Jiwasraya dan Mega Korupsi ASABRI.

Perseoran juga menempatkan dana untuk program Tabungan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Pensiun (JP) ke dalam investasi saham dan reksadana.

Wahyu merinci, untuk program THT, JKK dan JKM ditempatkan pada investasi dan reksadana yang naasnya rugi hingga Rp8 Triliun pada 2019. Sementara program JP (AIP) yang ditempatkan pada instrument investasi dan reksadana juga terkena kerugian hingga Rp11,4 Triliun pada 2019. Sehingga total kerugian keduanya berjumlah Rp19,4 Triliun.

“Penurunan tertinggi berada di PT Alfa Energi Investama Tbk. Dalam satu tahun tidak bergerak bahkan turun 95 persen. Kami contohkan harga perolehan waktu beli Rp5.837 ini langsung terjun bebas menjadi Rp326. Ini turun hampir 95 persen,” kata Wahyu dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu 9 Juni 2021.

Lebih lanjut, penurunan saham secara drastis juga terjadi pada saham PT Pool Advista Indonesia Tbk yang semula harga beli saham sebesar Rp3.238 kemudian drop menjadi Rp156 per lembar sahamnya. Penurunan ini mengakibatkan perseroan kehilangan 86 persen portofolionya. Belum tuntas permasalahannya, di reksadana Maybank, ASABRI juga mengalami kerugian hingga 68 persen. 

Selain itu, penurunan saham juga terjadi pada BUMN Farmasi, tepatnya di PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk. Akumulasi kerugian portofolio perusahaan mencapai 95 persen dengan kerugian Rp 11,4 Triliun dalam kurun waktu 3 tahun. Kedua BUMN Farmasi ini menjadi tempat investasi Program JP.

Meskipun perusahaan mencatat masuknya imbal hasil  investasi di emiten lain, namun pendapatan yang muncul belum mampu menutupi kerugian besar yang ditimbulkan.

“Ini rapor di masa lalu yang harus kami perbaiki ke depan di dalam tata kelola secara government,” tandas Wahyu.

Sebagai informasi, Kondisi keuangan ASABRI sangat bergantung pada return/ imbal hasil investasi karena pendapatan premi ASABRI berbanding lebih kecil dari klaim yang terus menanjak. Ditambah dengan kasus Mega Korupsi yang melanda ASABRI, perseroan rugi berat sehingga dampak kerugian yang ditimbulkan untuk negara mencapai Rp22 Triliun. Angka terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah korupsi.

ASABRI kini harus melakukan langkah – langkah pemulihan untuk mengambalikan fungsi dan peran ASABRI sebagai perusahaan asuransi sosial.

Tags : ASABRI UPSL , ASABRI RBC , INVESTASI ASABRI

Berita Terkait