Asia Selatan Catat Lonjakan Gizi Buruk Tertinggi saat Pandemi

| Rabu, 29/12/2021 14:38 WIB
Asia Selatan Catat Lonjakan Gizi Buruk Tertinggi saat Pandemi Ilustrasi

RADARBANGSA.COM - Pandemi membuat banyak negara di Asia bekerja lebih ekstra dalam memberantas gizi buruk dan kelaparan.

Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) memperkirakan populasi individu di Asia yang mengalami gizi buruk sebangak 418,0 juta orang di tahun ini, angka itu meningkat dari yang tadinya berada di 361,3 juta pada 2019.

Pada 2020, Organisasi Pangan dan Pertanian mencatat Asia Selatan memiliki dampak paling parah, menyumbang 89% dari lonjakan gizi buruk se Asia (FAO et.al. 2021).

Di tahun yang sama Asia Development Bank (ADB) juga mencatat bahwa setengah anggaran yang dikeluarkan oleh satu rumah tangga di negara - negara di  Asia adalah untuk makanan.

“Sejak awal pandemi di awal tahun 2020, harga pangan terus naik secara konsisten akibat gangguan rantai pasokan, kenaikan biaya pengiriman, dan cuaca buruk,” demikian laporan ADB, Rabu 29 Desember 2021.

Sumber dari ADB diatas menunjukkan bahwa terjadi inflasi harga pangan di perekonomian Asia Pasifik pada tahun 2019 dan 2020. 

Selama dua periode ini, inflasi harga pangan meningkat di 29 dari 41 negara yang melaporkan. 17 di antaranya melaporkan inflasi makanan sebear 5% atau lebih tinggi. 

Adapun, beberapa negara yang mengali inflasi  harga pangan tertinggi adalah mereka yang masuk di negara berpenghasilan menengah ke bawah seperti Pakistan (11,3 poin), Sri Lanka (10,6 poin persentase), Republik Kirgistan (10,3 poin persentase), dan Bhutan (7,8 poin persentase). 

Banyak faktor yang memicu tingginya harga pangan sepanjang periode pandemi. Faktor ini adalah gangguan rantai pasokan makanan dalam negeri, kenaikan biaya pengiriman yang didorong oleh pembatasan terkait COVID-19, depresiasi mata uang, pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh beberapa eksportir.

Sementara faktor iklim, seperti bencana cuaca, dan berbagai serangan hama juga berkontribusi pada peningkatan harga buah-buahan, sayuran, produk susu, dan bahan makanan pokok lainnya. 

Penyebaran penyakit menular di antara hewan (seperti demam babi Afrika) juga mempengaruhi produksi makanan dan selanjutnya mengganggu rantai pasokan makanan.

Tags : FAO , Gizi Buruk , Kelaparan

Berita Terkait