PMI Manufaktur Indonesia Melambat, Tapi Tetap Ekspansif

| Minggu, 05/06/2022 10:04 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Melambat, Tapi Tetap Ekspansif Industri Makanan dan Minuman (Mamin) (Doc: Pelaku Bisnis)

RADARBANGSA.COM - Kinerja manufaktur Indonesia pada Mei 2022 dilaporkan masih ekspansif dari Indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang berada pada level 50,8,.

Meskipun level PMI berada di atas 50, namun tetap melambat jika dibandingkan dengan bulan lalu yang mencapai 51,9. 

Perlambatan laju ekspansi sektor manufaktur terbilang cukup merata baik di negara maju maupun negara berkembang, seperti Filipina (54,1), Malaysia (50,1), India (54,6), Eurozone (54,6), dan Amerika Serikat (57,0). 

PMI Manufaktur Tiongkok meski mengalami peningkatan ke level 48.1 namun masih dalam zona kontraksi. Disrupsi rantai pasok dan kebijakan restriksi Covid-19 di China ditengarai berdampak pada kinerja manufaktur di banyak negara mengingat besarnya kontribusi negara itu  dalam rantai pasok global. 

"Hal tersebut akan terus kami antisipasi agar risiko ini tidak menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia”, kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, dalam keterangan tertulis, Minggu 5 Mei 2022.

Menurutnya, pertumbuhan permintaan baik domestik maupun ekspor masih terus meningkat. Sementara itu, penyerapan kerja juga masih terus terjadi seiring dengan ekspansi produksi. 

Meskipun demikian, konflik geopolitik serta restriksi sosial di China menekan arus pasokan serta waktu pengiriman barang ke dalam negeri pada bulan Mei. Kondisi ini menyebabkan tertahannya aktivitas sektor manufaktur dalam mengoptimalkan kapasitas produksinya.

Selain itu, harga barang input yang masih tinggi menambah tekanan pada pertumbuhan sektor manufaktur.

Namun Febrio yakin, aktivitas sektor manufaktur akan membaik seiring dengan relaksasi lockdown di China. Indikasi peningkatan kapasitas produksi manufaktur saat ini terus berlangsung dan mulai mendekati kapasitas produksi rata-rata pada periode prapandemi. 

"Intervensi Pemerintah untuk mengendalikan harga juga sangat penting untuk menjaga berlanjutnya momentum pemulihan. Momentum kenaikan harga komoditas juga diharapkan memiliki dampak positif ke aktivitas dunia usaha secara umum," tandas Febrio.

Tags : Ekspansif , PMI

Berita Terkait