Meski Ekonomi Tumbuh Positif, Sri Mulyani Katakan Harus Tetap Waspada

| Rabu, 28/09/2022 10:28 WIB
Meski Ekonomi Tumbuh Positif, Sri Mulyani Katakan Harus Tetap Waspada Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan Republik Indonesia) (foto:Kemenkeu)

RADARBANGSA.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia perlu melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya pelemahan kinerja perekonomian dunia akibat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.

Meski begitu, kegiatan ekonomi Indonesia mulai menunjukkan kinerja yang positif dilihat dari mobilitas masyarakat yang sudah berada di atas level pandemi.

Kinerja perekonomian, lanjut di hingga Agustus 2022 semakin membaik, yaitu tumbuh hingga 5,4 persen. 

“Indonesia sampai dengan semester 1 Tahun 2022 ini, level dari GDP kita sudah 7,1 persen di atas level sebelum terjadinya pandemi. Ini berarti kita sudah recover dari sisi level ekonominya. Namun negara seperti Meksiko, Thailand, dan Jepang, GDP levelnya hari ini masih di bawah pre pandemi level. Artinya mereka sama sekali belum pulih,” tutur Menkeu, dalam Konferensi Pers APBN KITA di Jakarta, Senin 26 September 2022.

Perbaikan kinerja ekonomi Indonesia tentunya tidak lepas dari dukungan di berbagai sektor, diantaranya kinerja ekspor yang cukup impresif, sehinga mencatatkan surplus pada neraca perdagangan mencapai USD 5,76 miliar hingga Agustus 2022.  

“Export sekali lagi membukukan kenaikan yang cukup impresif. Kita lihat di bulan Agustus bahkan mencapai USD 27,9 miliar. Ini tertinggi dalam sejarah kita,” ungkap Menkeu.

Kemudian, dari sisi penjualan ritel Indonesia juga tercatat cukup kuat pertumbuhannya di angka di 5,4 persen, indeks PMI ekspansif di angka 51,7, pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 24,1 persen, pertumbuhan pada sektor industri sebesar 11,2 persen, serta pertumbuhan pada kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan, juga Mandiri Spending Indeks yang menunjukkan level optimis.

Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi oleh berbagai lembaga internasional berada pada level antara 5,1 hingga 5,4 persen untuk tahun 2022.

Tags : Ekonomi , Perlambatan