Bagaimana Umat Islam Menjawab Suara Azan?

| Kamis, 25/02/2021 15:20 WIB
Bagaimana Umat Islam Menjawab Suara Azan? Azan (sumber: nu.or.id)

RADARBANGSA.COM - Ketika azan dikumandangkan adalah tanda telah masuknya waktu-waktu di mana umat Islam untuk menunaikan salat fardu. Melafalkan azan harus dengan berbahasa Arab dan orang yang mengumandangkan azan disebut muazin. Pada umumnya azan dikumandangkan melalui masjid atau musala dengan menggunakan pengeras suara agar umat Islam sekitarnya mendengar.

Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994, hal. 94) memberikan arahan mengenai bacaan apa yang sebaiknya diucapkan pada saat dan setelah azan dikumandangkan oleh muazin sebagai berikut:   

وإذا سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل: "لا حول ولا قوة إلا بالله" وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى الله عليه وسلم. 

Artinya: “Dan apabila Anda mendengar suara azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin kecuali ketika ia mengucapkan:  حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Sebagai jawabannya, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ. “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah). Demikian pula ketika mendengar seruannya:  اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ “Ash-shalatu khairun minan naum.” (Salat lebih baik dari pada tidur) pada azan Subuh, ucapkanlah: صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ  “Shadaqta wa bararta.” (Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan). Selesai itu, bacalah salawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Dari penjelasan tersebut dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk Meniru bacaan yang diucapkan muazin segera setelah selesai mengumandangkan azan, mulai dari اللّهُ‏ أَکْبَرُ، اللّهُ‏ أَکْبَرُ lalu  أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ dan أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ hingga أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللّهِ , masing-masing diucapkan sebanyak dua kali.  

2. Ketika muazin mengumandangkan: حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ, ucapkanlah: "لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ" “Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah) segera setelah bacaan tersebut. 

3. Khusus pada azan Subuh muazin setelah mengumandangkan bacaan: اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ “Ash-shalatu khairun minan naum” (Salat lebih baik dari pada tidur). Maka ucapkanlah صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ “Shadaqta wa bararta” (Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan)”.

4. Kemudian, tirukanlah sama persis bacaan yang diucapkan muazin segera setelah ia selesai mengumandangkan dari اللّهُ‏ أَکْبَرُ، اللّهُ‏ أَکْبَرُ dan لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ sebagai penutup adzan. 

5. Setelah azan selesai, ucapkanlah salawat untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yang berbunyi: اللهم صل على سيدنا محمد  “Allahumma shalli ‘ala sayyidana Muhammad” (Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Muhammad). 

Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad menjelaskan begitu azan selesai dikumandangkan kita sebaiknya segera membaca salawat dan kemudian ditutup dengan membaca doa sebagai berikut:  

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةْ وَالصَّلاةِ القَائِمَةْ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدَنِ اْلوَسِيْلَةَ وَاْلفَضِيْلَةْ وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوْدًا اَّلذِيْ وَعَدْتَهْ

"Allâhumma rabba hâdzihid da`watit tâmmah, washshalâtil qâ-imah, âti sayyidana muhammadanil washîlata wal fadhîlah, wab`atshu maqâmam mahmûdanil ladzî wa`adtah.

Artinya: “Wahai Tuhanku, yang memiliki seruan sempurna ini serta salat yang segera akan dilaksanakan, berilah kepada Junjungan kami Nabi Muhammad kedudukan sebagai wasilah serta kemuliaan dan bangkitkanlah ia dalam kedudukan yang terpuji sebagaimana telah Engkau janjikan.”

Begitu mendengar azan kita dianjurkan untuk menghentikan aktivitas yang kita lakukan saat itu sebentar, dan kemudian mendengarkan azan dengan baik dan disunahkan untuk memberikan jawaban dengan bacaan-bacaan tertetu sebagaimana telah diuraikan di atas.

Jumhur ulama berpendapat bahwa menjawab azan hukumnya sunah berdasarkan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Sayyidina Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, sebagai berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا قال المؤذن الله أكبر الله أكبر فقال أحدكم الله أكبر الله أكبر ثم قال أشهد أن لا إله إلا الله قال أشهد أن لا إله إلا الله ثم قال أشهد أن محمدا رسول الله قال أشهد أن محمدا رسول الله ثم قال حي على الصلاة قال لا حول ولا قوة إلا بالله ثم قال حي على الفلاح قال لا حول ولا قوة إلا بالله ثم قال الله أكبر الله أكبر قال الله أكبر الله أكبر ثم قال لا إله إلا الله قال لا إله إلا الله من قلبه دخل الجنة

Artinya: “Rasulullah shallallahu a’aihi wa sallam bersabda: ‘Jika muazin mengucapkan, ‘Allâhu akbar Allâhu akbar’ lalu ada orang yang menjawab ‘Allâhu akbar… Allâhu akbar’,  kemudian muazin mengucapkan, ‘Asyhadu allâ ilâha illallâh’, lalu orang itu menjawab, ‘Asyhadu allâ ilâha illallâh’, kemudian muazin mengucapkan,  ‘Asyhadu anna Muhammadan rasûlullâh’, lalu orang itu menjawab, ‘Asyhadu anna Muhammadan rasûlullâh’, kemudian muazin mengucapkan, ‘Hayya `alash shalâh’, lalu orang itu menjawab,  ‘Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi’, kemudian muazin mengucapkan, ‘Hayya `alal falâh’. Lalu orang itu menjawab: ‘Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi’, kemudian muazin mengucapkan, ‘Allâhu akbar Allâhu akbar’, lalu ada orang yang  menjawab, ‘Allâhu akbar Allâhu akbar’, kemudian muazin mengucapkan, ‘Lâ ilâha illallâh’, lalu orang itu menjawab, ‘Lâ ilâha illallâh’ dari lubuk hatinya, maka orang tersebut akan masuk surga.” 

Tags : Azan , Salat , Doa

Berita Terkait