Puasa Sunah Pada Bulan Syakban

| Selasa, 30/03/2021 17:38 WIB
Puasa Sunah Pada Bulan Syakban Membatalkan Puasa (foto:suara.com)

RADARBANGSA.COM - Perintah untuk melaksanakan puasa pada bulan Syakban lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Bahkan Rasulullah SAW terus berpuasa sunah pada bulan Syakban, diriwayatkan Aisyah RA mengatakan bahwa tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa satu bukan penuh kecuali bulan Ramadan dan tidak pernah meliau beliau lebih banyak melaksanakan puasa sunah, selain pada bulan Syakban. Berikut hadis tersebut:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Syakban”. (HR. Bukhari, 1833, Muslim 1956).

Melalui hadis lain diriwayatkan oleh Aisyah RA, ditegaskan juga banyaknya Rasulullah SAW melaksanakan puasa pada bulan Syakban, bahkan disebutkan selama satu bulan penuh. Berikut ini hadisnya:

عن عائشة رضي الله عنها قالت: لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Belum pernah Rasulullah SAW berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Syakban. Terkadang beliau berpuasa Syakban sebulan penuh.” (HR. Bukhari Muslim).

Kemudian, Ummu Salamah meriwayatkan hadis yang menguatkan hadis kedua riwayat Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW belum pernah berpuasa satu bulan penuh selain Syakban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadan. (HR. Nasai).Berikut ini hadis diriwayatkan Ummu Salamah secara langkap:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ، وَيَصِلُ بِهِ رَمَضَانَ

“Bahwa Nabi s.a.w. belum pernah puasa satu bulan penuh selain Syakban, kemudian beliau sambung dengan Ramadan.” (H.R. An Nasa’i, 1273).

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

“Saya belum pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut selain di bulan Syakban dan Ramadan.” (HR. An Nasa’i, 1078, Abu Daud, 2056, At Turmudzi, 2176).

Hadis riwayat Ummu Salamah yang kedua, juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa terus menerus selama dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Syakban dan Ramadan.

Dari semua hadis-hadis di atas disimpulkan bahwa:

(1) Puasa sunah sebanyak-banyaknya pada bulan Syakban sangat dianjurkan, tetapi tidak satu bulan penuh.

(2) melaksanakan puasa sunah di bulan Syakban secara penuh dan disambung dengan Ramadan

(3) bagi mereka yang belum merutinkan puasa sunah di bulan Syakban, maka baiknya menghindari puasa-puasa sunah satu atau dua hari menjelang memasuki Ramadan. Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda: 

لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ

“Jangan kamu dahului Ramadan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali bagi seseorang yang mempuasakan puasa tertentu, maka ia boleh meneruskan puasanya”. (Hadis Sahih, riwayat Bukhari: 1781 dan Muslim: 1812. teks hadis riwayat al-Bukhari).

Tags : puasa , Syakban