Beda Puasa Umat Islam dengan Agama Lain Adalah Sahur

| Rabu, 28/04/2021 15:28 WIB
Beda Puasa Umat Islam dengan Agama Lain Adalah Sahur Sahur

RADARBANGSA.COM - Islam memberikan kasih sayang bagi pemeluknya, salah satunya dengan anuran untuk melaksnaakn sahur ketika menjelang imsak. Berbicara mengenai kuat berpuasa bukannya dihitung dari kuatnya seseorang berpuasa walaupun tidak melaksanakan sahur. Namun, justru mereka yang rela bangun pada malam hari menjelang imsak untuk melaksanakan kesunahan sahur yang memiliki keistimewaan sendiri dalam melaksanakan ibadah puasa.

عن أنس رضي الله عنه قال صلى الله عليه و سلم: "تسحروا فإن في السحور بركة" (رواه الشيخان)

Artinya, diriwayatkan dari Anas ra, Rasulullah SAW bersabda, “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu mengandung keberkahan.” (HR Syaikhani)

Melalui anjuran sahur untuk berpuasa, dapat dilihat betapa setiap detail ajaran Islam memiliki nilai luhur yang menunjukkan agama ini selalu menanamkan rahmat dan kasih sayang terhadap para pemeluknya.

Kitab Is’afu Ahl al-Iman bi Wadza’if Syahri Ramadhan (hal. 59-60), Syekh Hasan al-Masyath menjelaskan secara logis dan sistematis hikmah di balik kesunahan sahur tersebut. Inilah yang dimaksud dengan ‘memperoleh keberkahan’ sebagaimana hadis di atas. Menurutnya, Rasulullah SAW telah menganjurkan sahur, dan sebagai sunahnya, umat Islam pun mengikutinya. Andai saja Rasulullah SAW tidak sahur, umatnya pun akan demikian karena menganggap ‘tidak sahur’ sebagai sunahnya. Tapi, Nabi mengerti bahwa sahur merupakan bentuk kasih sayang terhadap umatnya, sehingga beliau melakukannya dan dijadikan anjuran bagi orang yang hendak berpuasa.

Selain itu sahur untuk melaksanakan ibadah puasa merupakan pembeda dalam puasa yang dilakukan oleh agama dan kaum lain. Rasulullah SAW bersabda, 

فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحر

Artinya, “Yang membedakan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur”.

 

Kemudian, Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juga menjelaskan terkait hal ini:

معناه الفارق والمميز بين صيامنا وصيامهم السحور فإنهم لا يتسحرون ونحن يستحب لنا السحور

Artinya, “Maknanya, yang menjadi pembeda dan keistimewaan antara puasa kita dan puasa mereka (Yahudi dan Nasrani) adalah sahur. Karena sesungguhnya mereka tidak sahur, sedangkan kita disunahkan untuk sahur.” (Syarah Muslim Imam Nawawi, juz 7, hal. 207)

Hadis lain juga menjelaskan anjuran pelasanaan waktu sahur, yaitu pengunjung malam menjelang imsak. Beberapa hikmah yang dapat diambil dari anjuran ini, salah satunya khawatir sedikit orang yang bisa melaksanakn sahur jika di adakan pada tengah malam. 

Selain itu, pengakhiran sahur juga sebagai upaya agar kita bisa beribadah di waktu sepertiga malam. Waktu yang sangat istimewa untuk bermunajat pada Allah SWT, terlebih lagi untuk meraih malam lailatul qadar.

Imam Bukhari dalam kitab Sahih mengisahkan Sahl bin Sa`d terkait hal ini:

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ عَنْ أَخِيهِ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ أَنَّهُ سَمِعَ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ يَقُولُ كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي   أَهْلِي ثُمَّ يَكُونُ سُرْعَةٌ بِي أَنْ أُدْرِكَ صَلَاةَ الْفَجْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya, "Telah menceritakan kepada kami, Isma`il bin Abu Uwais, dari Saudaranya, dari Sulaiman, dari Abu Hazm, bahwa dia mendengar Sahl bin Sa`d berkata, "Suatu kali aku pernah makan sahur bersama keluargaku, kemudian aku bersegera agar dapat melaksanakan salat Subuh bersama Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam."

Demikian kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas, begitu banyak keistimewaan sahur, dan sayang sekali jika kita sebagai umat Islam melewatkannya. 

 

Tags : Sahur , Puasa

Berita Terkait