Boleh Mengada Puasa Syawal, Bahkan Dianjurkan Ketika Tidak Sempat

| Kamis, 20/05/2021 16:49 WIB
Boleh Mengada Puasa Syawal, Bahkan Dianjurkan Ketika Tidak Sempat Puasa (sumber:istimewa)

 

RADARBANGSA.COM - Puasa Syawal adalah puasa sunah yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawal, terhitung tepat satu hari setelah melaksanakan hari raya Idul Fitri. Puasa Syawal memiliki banyak keutamaannya, diantaranya Rasulullah SAW pernah bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعُهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).

Riwayat lain juga menyebutkan keutamaan puasa Syawal :

صِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بِشَهْرَيْنِ فَذَلِكَ صِيَامُ السَّنَةِ

“Pahala puasa bulan Ramadan sebanding dengan berpuasa sepuluh bulan, pahala berpuasa enam hari Syawal sebanding dengan berpuasa dua bulan, maka yang demikian itu adalah puasa satu tahun” (HR al-Nasai).

Melihat keutamaan puasa Syawal, lantas jika kita sedang dihadapkan dengan uzur atau halangan dan tidak bisa melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal, bolehkah kita mengadanya?

Mengutip nu online, Syekh Ibnu Hajar al-Haitami berpendapat mengenai hal ini dalam kitab al-Tuhfah, Syekh Abdullah bin Muhammad Baqusyair dalam kitab al-Qalaid dan Syekh Abi Makhramah, hukum mengada puasa Syawal di bulan lain adalah sunah. 

Puasa Syawal masuk kategori puasa sunah al-ratib atau puasa sunah yang memiliki waktu tertentu. Contohnya puasa Senin & Kamis, puasa Asyura (tanggal 10 Muharam), puasa Arafah (tanggal 9 Zulhijah), puasa di malam-malam purnama (tanggal 13, 14 dan 15 di setiap bulan Hijriah), puasa enam hari Syawal dan lain sebagainya.

Menurut pandangan tiga ulama besar mazhab Syafi’i di atas, ketika tidak sempat melakukan puasa di waktunya, mengganti puasa al-ratib adalah sunah. Anjuran untuk mengada puasa sunah Syawal karena tidak sempat melaksanakan di bulan Syawal sudah di akui oleh banyak ulama. Berikut ini sebagai tambahan sumber:

Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur mengatakan:

فائدة رجح في التحفة كالقلائد وأبي مخرمة ندب قضاء عاشوراء وغيره من الصوم الراتب إذا فاته تبعاً لجماعة وخلافاً لآخرين 

“Sebuah faidah. Syekh Ibnu Hajar dalam kitab al-Tuhfah seperti keterangan Syekh Abdullah Baqusyair dalam kitab al-Qalaid dan Syekh Abi Makhramah mengunggulkan kesunahan mengada puasa Asyura dan puasa al-Ratiblainnya bila telah habis melewati waktunya, pendapat ini mengikuti sekelompok ulama dan menyelisihi sekelompok ulama yang lain” (Syekh Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur, Bughyah al-Mustarsyidin, Dar al-Minhaj, juz 1, hal. 745).

Pendapat Syekh Ibnu Hajar, Syekh Abu Makhramah dan Syekh Abdullah Baqusyair senada dengan pandangan Syekh Ahmad bin Hamzah al-Ramli (Ramli Kabir). Menurut beliau, orang yang di bulan Syawal disibukan dengan mengada puasa Ramadan dan tidak sempat berpuasa Syawal (secara khusus), maka disunahkan untuk mengada puasa Syawal di bulan Zulqadah alasannya karena disunahkan mengada puasa sunah al-ratib ketika habis waktunya.

Dalam komentarnya atas kitab Asna al-Mathalib, ayah Imam al-Ramli al-Shaghir tersebut menegaskan:

سئلت عن قول الدميري بعد قول النووي وستة من شوال يبقى النظر فيمن أفطر جميع رمضان أو بعضه وقضاه هل يتأتى له تدارك ذلك أم لاما المعتمد فأجبت بأنه يستحب له بعد قضائه ما فاته من رمضان أن يصوم ستة أيام لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب

“Aku ditanya perihal ucapan Imam al-Damiri setelah ucapan Imam al-Nawawi; dan enam hari dari Syawal. Tersisa sebuah perenungan/ kajian dalam permasalahan orang yang berbuka satu bulan penuh di bulan Ramadhan atau sebagiannya dan ia mengqadhanya di bulan Syawal, apakah mungkin baginya mengganti puasa Syawal di bulan berikutnya? Manakah pendapat yang dibuat pegangan?. Aku menjawab bahwa sunah baginya berpuasa enam hari Syawal (di bulan berikutnya) setelah selesai mengada puasa Ramadan (di bulan Syawal), sebab disunahkan mengada puasa sunah yang memiliki waktu tertentu” (Syekh Ahmad bin Hamzah al-Ramli, Hasyiyah al-Ramli ‘ala Asna al-Mathalib, juz 1, hal. 207).

Tags : Puasa , Qadha , Syawal