Ketika Imam Sudah Ruku, Namun fatihah Belum Diselesaikan Makmum

| Senin, 28/06/2021 14:55 WIB
Ketika Imam Sudah Ruku, Namun fatihah Belum Diselesaikan Makmum Salat Berjamaah, Imam dan Makmum (foto:istimewa)

RADARBANGSA.COM - Imam dalam salat adalah pemimpin ketika melaksanakan salat yang wajib diikuti oleh para makmum. Tidak boleh ada perbedaan gerakan bagi makmum dan harus sama dengan imam. Hal ini sesuai dengan hadis:

إنما جعل الإمام ليؤتم به فلا تختلفوا عليه فإذا كبّر فكبّروا وإذا ركع فاركعوا

“Imam itu dijadikan hanya untuk diikuti, maka janganlah kalian menyelisihi imam. Jika imam telah takbir maka takbirlah kalian. Jika imam telah ruk’ maka rukulah kalian.” (HR Bukhari Muslim)

Lantas, bagaimana jika kita telat mengikuti salat berjamaah, belum selesai membaca Fatihah secara utuh namun imam sudah melakukan ruku. Baiknya menyelesaikan Fatihah atau langsung mengikuti ruku?

Mengutip nu online, terkait bacaan Fatihah dalam salat berjamaah, terbagi dalam dua jenis:

1. Makmum Muwafiq, mereka yang mendapati imam pada saat berdiri sebelum ruku dan menemukan waktu yang cukup untuk menyempurnakan bacaan Fatihah-nya sendiri sebelum imam beranjak untuk ruku. Maka dalam keadaan demikian wajib bagi makmum untuk menyempurnakan bacaan Fatihah-nya.

2. Makmum Masbuq, mereka yang mendapati imam pada saat berdiri sebelum ruku tapi tidak menemukan waktu yang cukup untuk menyempurnakan bacaan Fatihah-nya dirinya sendiri karena imam sudah ruku terlebih dahulu sebelum bacaan Fatihah sudah di baca dengan sempurna. Dalam keadaan demikian wajib baginya untuk langsung mengikuti ruku imam, tanpa perlu melanjutkan secara sempurna bacaan Fatihah-nya. Sebab Fatihah-nya sejatinya telah ditanggung oleh imam.

Dua pembagian makmum ini secara tegas dijelaskan dalam kitab Nihayah az-Zein:

وإن وجد الإمام في القيام قبل أن يركع وقف معه فإن أدرك معه قبل الركوع زمنا يسع الفاتحة بالنسبة للوسط المعتدل فهو موافق فيجب عليه إتمام الفاتحة ويغتفر له التخلف بثلاثة أركان طويلة كما تقدم  وإن لم يدرك مع الإمام زمنا يسع الفاتحة فهو مسبوق يقرأ ما أمكنه من الفاتحة ومتى ركع الإمام وجب عليه الركوع معه

“Jika makmum menemukan imam pada saat berdiri sebelum ruku’, maka makmum berdiri bersamanya. Jika makmum menemukan waktu yang cukup untuk membaca Fatihah dengan bacaan yang tengah-tengah, maka ia disebut makmum muwafiq, wajib baginya untuk menyempurnakan bacaan Fatihah dan dimaafkan baginya mundur dari imam tiga rukun yang panjang. Seperti penjelasan yang telah lalu. Dan jika makmum tidak menemukan waktu yang cukup untuk membaca Fatihah maka ia dinamakan makmum masbuq. Ia wajib membaca Fatihah yang masih mungkin untuk dibaca, dan ketika imam ruku maka wajib baginya untuk ruku bersama dengan imam.” (Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi, Nihayah az-Zein, hal. 124) 

Ketentuan yang sama juga berlaku ketika bacaan imam terlalu cepat. Seperti yang dijelaskan dalam Hasyiyah I’anah at-Thalibien:

وأما لو أسرع الامام حقيقة بأن لم يدرك معه المأموم زمنا يسع الفاتحة للمعتدل فإنه يجب على المأموم أن يركع مع الامام ويتركها لتحمل الامام لها، ولو في جميع الركعات.

“Jika Imam membaca Fatihah dengan cepat, sekiranya makmum tidak menemukan waktu yang cukup untuk membaca Fatihah secara komplet dengan bacaan yang tengah-tengah (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lamban) maka wajib bagi makmum untuk ruku’ bersama dengan imam dan meninggalkan bacaan Fatihah-nya, sebab Imam sudah menanggung bacaan Fatihah makmum, meskipun hal ini terjadi di semua rakaat.” (Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibien, Juz 2, hal. 40)

Sedangkan ketika bacaan imam biasa-biasa saja, hanya saja bacaan makmum terlalu lamban hingga ia tidak dapat menyelesaikan bacaan Fatihah-nya secara komplet maka dalam keadaan demikian makmum tetap wajib melanjutkan bacaannya sampai selesai selama ia tidak tertinggal dari imam melebihi tiga rukun yang panjang.

Sekiranya bacaan Fatihah-nya sudah selesai sebelum imam beranjak dari sujudnya yang kedua. Ketertinggalan makmum dalam hal ini merupakan uzur yang dimaafkan, sebab ia tergolong makmum muwafiq yang mestinya mendapatkan waktu yang cukup untuk menyempurnakan Fatihah. Hal ini ditegaskan dalam kitab Fath al-Wahab:

ـ (والعذر كأن أسرع إمام قراءة وركع قبل إتمام موافق) له (الفاتحة) وهو بطئ القراءة (فيتمها ويسعى خلفه ما لم يسبق بأكثر من ثلاثة أركان طويلة) ـ

“Contoh uzur seperti imam membaca Fatihah dengan cepat dan ruku’ sebelum makmum muwafiq menyempurnakan Fatihah-nya, karena faktor bacaan dia yang pelan. Maka makmum wajib menyempurnakan bacaannya dan melanjutkan rukunnya di belakang imam selama imam tidak mendahuluinya lebih dari tiga rakaat yang panjang.” (Syekh Zakaria al-Anshari, Fath al-Wahab, juz 1, hal. 117)

 

 

Tags : Imam , makmum , Jamaah , Salat

Berita Terkait