Lebih Diutamakan Perbanyak Khataman Alquran atau Mendalaminya?

| Senin, 04/10/2021 17:19 WIB
Lebih Diutamakan Perbanyak Khataman Alquran atau Mendalaminya? Membaca Alquran (foto:istimewa)

RADARBANGSA.COM - Mengkhatamkan Alquran adalah suatu ibadah yang memiliki kandungan pahala yang besar. Amalan mengkhatamkan Alquran diperkuat dengan hadis riwayat At-Turmudzi bahwa Rasulullah SAW mengkhatamkan Alquran dengan membacanya dari awal hingga akhir dan mengulanginya lagi dari awal hingga akhir.

Selain itu, banyak hadis lain yang menerangkan tentang keutamaan mengkhatamkan Alquran, salah satunya:

إِذَا خَتَمَ الْعَبْدُ القُرْآنَ صَلَّى عَلَيْهِ عِنْدَ خَتْمِهِ سِتُّوْنَ أَلـْفِ مَلَكٍ

Artinya: Apabila seseorang mengkhatamkan Alquran, maka pada saat khatamannya 60.000 malaikat memohonkan rahmat untuknya (HR Ad-Dailami)

Namun, yang menjadi kurang baik ketika sebagian orang yang karena merasa khatam Alquran dianggap sebagai kompetisi, kemudian mengabaikan hal-hal yang bersifat sangat penting seperti tajwid, makharijul huruf, merenungi kandungan Alquran dan implementasi Alquran dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Dengan maksud megabaikan kualitas dalam mengkhatamkan Alquran karena terlalu fokus pada kuantitas khatam Alquran. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan selain kuantitas adalah kualitas membaca Alquran.

Mengutip NU Online, amalan khatam Alquran termasuk amal yang baik (a`malul akhirat) namun memiliki kecenderungan untuk bisa menjadi suatu hal yang buruk (a`malud dun-ya) karena niat yang kurang baik, misal karena ujub, sum`ah, riya` dan sombong sehingga cenderung merasa diri lebih `wah` dibanding mereka yang belum atau tidak bisa khatam Alquran karena udzur atau faktor tertentu lainnya.

Syekh Az-Zarnuji menyebutkan:

روى عن رسول الله صلى الله عليه وسلم: كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الدّنْياَ وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِيَّة مِن أَعْمَالِ الآخِرَة، كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الأخرة ثُمَّ يَصِيْر مِن أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِ النِيَّة

Artinya: Banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk. (Syaikh al-Jarnuzi, Ta`limul Muta`alim, Semarang: Thoha Putra, 2009, h. 2.)

Unsur-unsur negatif ini perlahan-lahan perlu dihilangkan karena jika dibiarkan bisa merusak amal ibadah seseorang. Apabila unsur-unsur negatif dalam beramal mulai dikikis maka seseorang akan naik level atau derajat muttaqinnya ke tahapan yang lebih tinggi.

Menghatamkan Alquran bagi orang yang memiliki waktu senggang yang lebih banyak tentunya lebih dianjurkan dibanding mereka yang memiliki sedikit waktu luang dikarenakan kesibukan mengurus kemaslahatan umat atau bekerja untuk menafkahi diri sendiri dan keluarga.

Syekh Abu Bakr Muhammad Syatha menyatakan:

والمختار أن ذلك يختلف باختلاف الأشخاص، من كان مشغولا بنشر العلم، أو فصل الحكومات بين المسلمين، أو غير ذلك من مهمات الدين والمصالح العامة للمسلمين، فليقتصر على قدر لا يحصل بسببه إخلال بما هو مرصد له، ولا فوات كماله، ومن لم يكن من هؤلاء المذكورين فليستكثر – ما أمكنه – من غير خروج إلى حد الملل أو الهذرمة في القراءة

Artinya: Pendapat yang dipilih adalah bahwa anjuran mengkhatamkan Alquran setiap individu relatif berbeda-beda. Bagi orang yang disibukkan dengan menyebarkan ilmu, memutuskan putusan hukum diantara orang muslim atau kesibukan yang lain berupa kepentingan agama dan kemaslahatan umat islam secara umum, hendaknya bagi mereka untuk mencukupkan membaca Alquran sekiranya tidak mengganggu kesibukan yang menjadi tanggung jawabnya dan tidak menghilangkan keoptimalan menjalankan kesibukannya. Barang siapa yang tidak termasuk golongan di atas, maka hendaknya memperbanyak membaca Alquran sebisa mungkin, sekiranya tidak sampai merasa bosan atau terburu-buru dalam membaca. (Syaikh Abu Bakr Muhammad Syatha, Hasyiyah I`anah at-Thalibin, juz II, Beirut: Dar al-Fikr,1993, juz 2, hal. 285)

Begitu juga bagi orang yang super sibuk, tetap perlu mengatur/menjadwalkan kembali agenda mengkhatamkan Alquran. Mengkhatamkan Alquran ini tentu dianjurkan bagi yang sudah bagus tajwidnya dan baik makharijul huruf. Bagi yang belum? Gunakan bulan Ramadhan sebagai waktu belajar bacaan (tahsinul qira-ah) kepada ustadz atau guru yang mumpuni. Hal ini tentu lebih baik daripada mengejar kuantitas bacaan.

Berbeda lagi bagi orang yang bacaannya sudah mapan, ia perlu memperbanyak kuantitas bacaan Alquran mereka sehingga bisa mengkhatamkan Alquran dengan jumlah yang banyak. 

 

Tags : Khataman Alquran

Berita Terkait