Hadiri Halaqoh Kebangsaan PKB, Ketua Hipsi Jateng: Santri Harus Kaya
SEMARANG, RADARBANGSA.COM - Menjadi kaya yang dermawan adalah pilihan bagi setiap orang agar lebih banyak memiliki kesempatan untuk berbuat baik dan membantu sesama. Kedermawanan tersebut tentu berimplikasi terhadap stabilitas dan pemerataan ekonomi bangsa secara natural sekaligus kultural.
Demikian disampaikan Ketua HIPSI Provinsi Jawa Tengah, Fatah Raihan Affandi dalam Halaqoh Kebangsaan bertajuk “Kemandirian Ekonomi Umat Dalam Perspektif Ulama” bersama / Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Alamuddin Dimyathi Rois dan DPC PKB Kota Semarang, Jumat 3 Novermber 2017.
“Pengembangan wirausaha kecil dan mandiri, warga desa atau pesantren membutuhkan proses pendampingan, suntikan modal dan monitoring. Dengan cara itu kelompok-kelompok usaha kecil baik yang berasal dari desa atau pesantren dapat berkembang,” terang Fatah.
Lebih jauh Fatah mengatakan, santri tentu memiliki banyak kelebihan dan kemampuan menjadi pebisnis sukses. Modal kesederhanaan, santun, serta cakap ilmu agama yang dimilikinya harus mereka optimalkan dalam ragam aktifitas usaha yang digeluti.
“Santri memiliki bekal dan ilmu yang baik tentang bagaimana cara mentasyarrufkan harta kekayaannya selama di dunia. Santri enggak boleh takut kaya, menjadi santri harus kaya, agar hisab kita sempurna maka jadilah pengusaha yang memiliki kedalam ilmu fikih dan agama mumpuni,” tegas Fatah.
Sementara itu, Ketua PCNU Kota Semarang, Kyai Anasom berharap santri mampu meniru dan menauladani spirit interpreunurship ulama seperti yang diajarkan oleh KH Wahab Chasbullah ketika mendirikan Nahdlotut Tujjar.
Menurut Kiai Anasom, Nahdlotut Tujjar didirikan Mbah Wahab untuk meningkatkan etos dan kemandirian warga saat itu. Namun, semangat tersebut saat ini belum mampu dioptimalkan oleh pemerintah yang justru acuh pada kaum santri.
“Kondisi objektif perekonomian kita hari ini memang sangat tidak berpihak kepada kaum santri dan pesantren. Santri dan kalangan pesantren harus memiliki nalar ekspansif, apalagi zaman terus berubah dan bergerak,” terang Kiai Anasom.
Sedangkan Alamudin Dimyati Rois atau akrab disapa Gus Alam menuturkan, santri harus mampu menerjemahkan berbagai disiplin keilmuan klasik dan juga agama terhadap skill interpreneurship handal.
“Seiring dengan perkembangan zaman, pesantren selain sebagai tempat mencari ilmu agama, kitab salaf dan urusan akhirat juga harus menjadi homebase bagi pertumbuhan ekonomi melalui skill interpreneurship yang dimiliki santri,” kata Gus Alam.
Oleh karena itu, lanjut Gus Alam, PKB berkomitmen untuk memberdayakan dan membekali santri dan pesantren dengan berbagai pelatihan interpreneurship, termasuk pendampingan bagi pelaku usaha kecil menengah.
“Insyallah, Fraksi PKB di DPR RI, Propinsi dan Kabupaten akan selalu mensupport kegiatan pemberdayaan santri dan pesantren, khususnya dalam aspek interpreneurship,” pungkas Gus Alam.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Presiden Jokowi dan Presiden ADB Masatsugu Bahas Kerja Sama Transisi Energi
-
Bertemu Elon Musk, Presiden Jokowi Bahas Kerja Sama Pengembangan Investasi Digital
-
Kemenkes Apresiasi BPJS Kesehatan dalam Mengontrol Pengeluaran Biaya Pelayanan Kesehatan
-
Tingkatkan Kapabilitas SDM, Pertamina Luncurkan Competency Development Program
-
Melalui Blok Rokan dan Mahakam, Pertamina Berhasil Tingkatkan Penyediaan Energi