Cak Imin Terharu Lihat Perjuangan Mbah Sandiman Rawat Dwi & Khoirul

| Rabu, 28/02/2018 15:17 WIB
Cak Imin Terharu Lihat Perjuangan Mbah Sandiman Rawat Dwi & Khoirul Cak Imin bersama istrinya, Rustini Murtadho menyapa dan menghibur Khairul Samsuri, putra Mbah Sandiman yang terkulai lemas karena alami difable (dok PKB)

BANTUL, RADARBANGSA.COM - Ketegaran dan ketabahan Mbah Sandiman (78), warga Desa Manding Kecamatan Jetis Kabapaten Bantul, DI Yogyakarta sungguh sangat mengharukan. Di usianya yang sudah senja, ia tetap berupaya merawat dua anaknya yang difable sejak puluhan tahun silam.

Mbah Sandiman tak peduli lelah, ringkih, bahkan sakit tubuhnya yang juga digerogoti diabetes. Begitu memprihatinkan, namun Mbah Sandiman tetap kukuh pendirian untuk merawat anaknya.

Siang tadi, 28 Februari 2018, sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian antar sesama, tokoh nasional A Muhaimin Iskandar bersama Istrinya, Rustini Murtadlo dan sejumlah kader PKB mengunjungi kediaman Mbah Sandiman.

Kehadiran pria yang akrab disapa Cak Imin ini membuat Mbah Sandiman senang dan bahagia. Raut muka sumringah darinya pun nampak, sembari sesekali melirik kedua putranya yang terbaring lemas diruang tamu.

“Sakit nopo mbah?” tanya Cak Imin. “Saya kena gula, anak-anak saya ya begini ini sejak lahir,” jawab Mbah Sandiman.

Diketahui, Mbah Sandiman ini memiliki tiga anak, Eko Nur Rahmat, Dwi Nur Bintarti, dan Khoirul Samsuri. Namun malang, ketiga anak Mbah Sandiman ini mengalami difable sejak lahir. Sementara putra sulungnya, Eko, sudah meninggal dunia Januari yang lalu.

Mendengar penuturan Mbah Sandiman, Cak Imin dan rombongan tak kuasa menahan haru. Menurut Cak Imin, Mbah Sandiman adalah sosok yang teguh pendirian dan layak diteladani.

Ya, lebih dari 40 tahun Mbah Sadiman merawat mereka, dan semakin merana kala ia kehilangan istrinya yang meninggal dunia pada tahun 2014 yang lalu. 

“Mbah Sandiman adalah sosok yang sabar, kuat dan tawakal. Seorang diri rawat dua anaknya yang difabel. Ajari aku sabar Mbah!,” ungkap Cak Imin.

Kesabaran dan keikhlasan Mbah Sandiman seorang diri merawat ketiga anaknya yang terlahir difabel memang selayaknya diapresiasi. Uluran tangan dan perhatian dari pemerintah, termasuk pula masyarakat secara umum begitu diharapkan olehnya.

Diakui Mbah Sandiman, ia dan keluarganya selama ini memang belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat. Justru dari kalangan swasta yang kerap menunjukkan kepedulian kepadanya.

Ia selama ini hanya menggantungkan hidup dari uang pensiunan yang diterimanya. Namun itu jelas tidak cukup, karena kedua putranya tersebut membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit.

Tags : Cak Imin , Mbah Sandiman , Yogyakarta

Berita Terkait