Gerindra Minta Jokowi Copot Petinggi UIN Yogya, Noorhaidi Tak Ambil Pusing

| Kamis, 05/09/2019 09:02 WIB
Gerindra Minta Jokowi Copot Petinggi UIN Yogya, Noorhaidi Tak Ambil Pusing Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Noorhaidi Hasan (dok FB Noorhaidi Hasan)

SLEMAN, RADARBANGSA.COM Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi Hasan tak ambil pusing dengan pernyataan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mudjahid yang meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi mencopot dirinya dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Hal tersebut merupakan buntut dari disertasi kontroversial soal "seks halal di luar nikah" yang disusun oleh Abdul Aziz. Noorhaidi akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwenang.

“Ya saya serahkan saja kepada yang berwenang, yang penting kami sudah bertanggung jawab dan melakukan semua hal yang terbaik untuk menangani masalah ini," kata Noorhaidi di Yogyakarta, Rabu 4 September 2019.

Noorhaidi menyebut bahwa permintaan Sodik untuk mencopot dirinya dan rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi, tak berdasar. Sebab menurutnya, masalah seharusnya sudah selesai karena Aziz telah meminta maaf dan merevisi disertasi kontroversialnya tersebut.

"Kita (sudah) menjalankan prosedur akademik. Bahwa kemarin ada persoalan sedikit di bagian rekomendasi sudah kita minta direvisi kan," tutur Noorhaidi.

“Saya kira semestinya itu sudah selesai urusannya. Pak Aziz juga sudah menyampaikan (permintaan maaf),” imbuh dia.

Noorhaidi juga tak mau ambil pusing dengan kritik yang sempat dilayangkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa disertasi tersebut bertentangan dengan tuntutan ajaran agama dan norma-norma.

Ia menegaskan bahwa disertasi Aziz bukanlah fatwa hukum yang mengikat. Apa yang dilakukan oleh Aziz hanya sekadar mengkaji secara ilmiah. Bukan hanya Aziz, namun ada banyak mahasiswa di luar sana yang juga mengkaji pemikiran tokoh tersebut.

"Pak Aziz sekedar mengkaji (pemikiran Muhammad Syahrur) saja, kajian biasa saja. Itu banyak kok tesis-tesis S2 itu banyak juga yang mengkaji tentang (pemikiran) Syahrur itu, S1 di mana-mana, di seluruh Indonesia,” tegas Noorhaidi.

Sementara itu, Rektor UIN Yogyakarta Yudian Wahyudi sebelumnya mengatakan bahwa konsep yang dibahas dalam disertasi tersebut tidak bisa diterapkan di Indonesia.

“Jika masyarakat menerima maka harus mendapatkan legitimasi dari ijtima. Dalam konteks Indonesia dibuat usulan melalui MUI kemudian dikirim ke DPR agar disahkan menjadi UU," kata Yudian masih dilansir dari Detik.

Tags : Noorhaidi , Yudian Wahyudi , Disertasi , Gerindra

Berita Terkait