Muhammad Kadafi: Perubahan dan Revolusi Selalu Dipelopori Kaum Muda

| Kamis, 21/11/2019 22:23 WIB
Muhammad Kadafi: Perubahan dan Revolusi Selalu Dipelopori Kaum Muda Anggota DPR RI FPKB Muhammad Kadafi (foto: istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Komisi X DPR RI melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah organisasi kepemudaan seperti GP Ansor, Pemuda Muhamadiyah, GMNI, HMI, PMII, GMKI, PMKRI, KMHDI dan Hikmabudhi di ruang Komisi X, Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis 21 November 2019.

RDP kali ini, Komisi X dan sejumlah organisasi kepemudaan membahas tentang kondisi dan perkembangan keorganisasian serta rencana dan strategi dalam memajukan kepemudaan dan kontribusi pemuda dalam pembangunan nasional dan daerah.

Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi X Muhammad Kadafi mengatakan, perubahan dan revolusi di seluruh penjuru dunia selalu dipelopori oleh anak-anak muda, termasuk para pendiri bangsa ini (founding fathers) juga anak-anak muda, mereka berjuang sejak berumur belasan tahun.

“Soekarno mendirikan PNI di usia 25 tahun, Hatta mendirikan PII di Belanda baru berumur 23 tahun, Tan Malaka bergerilya untuk kemerdekaan bangsa nya sejak berumur 19 tahun, Moh. Yamin ikut terlibat disidang BPUPKI masih berumur 19 tahun, RA Kartini ketika berjuang tentang emansipasi perempuan baru berumur 16 tahun, Ki Hajar Dewantara ketika prihatin karena pendidikan hanya bisa dienyam oleh para bangsawan dan orang Belanda dan kemudian mendirikan sekolah rakyat (Taman Siswa) di Jogja baru berumur 25 tahun,” kata Muhammad Kadafi.

Termasuk, kata Kadafi, Hasyim Asy’ari, baru berusia 35 tahun ketika mendirikan Nahdlatul Ulama, begitu juga dengan Ahmad Dahlan, usia 35 tahunan ketika mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah, dan banyak lagi anak-anak muda yang lainnya yang tidak dapat saya sebut satu persatu.

Legislator muda PKB itu menuturkan, ada ciri yang sangat menonjol pada generasi anak muda pada waktu itu. Pertama, rata-rata mereka menguasai lebih dari 3 Bahasa asing bahkan (konon) Ir Soekarno menguasai 7 bahasa asing.

“Kedua, mereka memiliki kompetensi keilmuan yang jelas, sesuai bidangnya masing-masing. Ketiga, apa yang mereka gelisahkan, apa yang mereka pikirkan, dan semua pengetahuan yang mereka miliki, diabdikan untuk kemajuan masyarakatnya melalui tindakan nyata,” jelasnya.

Keempat, lanjut Rektor Universitas Malayati Lampung itu, semangat Nasionalisme mereka tidak diragukan lagi, bahkan nyawa menjadi pertaruhannya. Kelima, perbedaan pandangan politik diantara mereka, tidak menjadikam mereka mengorbankan kepentingan yang lebih besar, yakni bangsa.

“Keenam, anak muda pendiri bangsa ini, mereka semua mampu memberikan ketauladanan dan apa yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan katakan,” tukasnya.

Namun hari ini, menurut Kadafi, pemuda millenial menghadapi tantangannya sendiri, meski kalau mau jujur justru banyak hal yang menjadi kemunduran pada era ini, “Dan ini menjadi tantangan kita bersama,” katanya.

Tags : Muhammad Kadafi , PKB , DPR , Pemuda

Berita Terkait