Luluk Nur Hamidah Minta Pemerintah Tingkatkan Nilai Ekspor Pertanian di Pasar Dunia
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Anggota DPR RI, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Luluk Nur Hamidah mengungkapkan, Amerika Serikat (AS) menyediakan anggaran sebesesa USD10 juta sampai USD12 juta untuk memberikan dukungan dan fasilitasi bagi peningkatan kualitas, kuantitas dan keberlanjutan produk unggulan rempah-rempah seperti lada, kayu manis, dan vanili.
“Peluang ini seharusnya dapat ditangkap pemerintah, mengingat Indonesia memiliki sejarah sebagai produsen rempah-rempah dunia,” kata Luluk Nur Hamidah dalam rilisnya kepada radarbangsa.com, Minggu 8 Desember 2019.
Menurut Anggota Komisi IV DPR RI itu, sebagai negara agraris tropis terbesar kedua di dunia setelah Brazil, Indonesia sudah semestinya menjadi pemain terdepan dalam ekspor produk pertanian dan perkebunan seperti rempah-rempah.
Dalam lawatannya ke Washington DC, AS dalam rangka memenuhi undangan International Democrat Union (IDU) 3 - 6 Desember 2019 kemarin, Luluk mengaku telah melakukan informal meeting dengan KBRI Washington DC bersama Deputi Dubes dan Atase Pertanian membahas peluang apa yang bisa diambil oleh pemerintah dalam meningkatkan produk pertanian dan perkebunan dalam negeri.
“Pada tahun 2020, Amerika Serikat akan mengadakan 52 pameran produk pertanian berskala besar yang akan dihadiri oleh seluruh importirnya. Termasuk perusahaan distributor produk pertanian yang memiliki jaringan di seluruh negara bagian Amerika. Momentum ini pun harus cepat direspon pemerintah untuk mendapatkan manfaat yang besar,” jelas Luluk.
Legislator PKB asal Dapil Jateng IV itu menegaskan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian sudah semestinya lebih progresif dalam mencari pasar baru bagi produk pertanian unggulan Indonesia. Tidak hanya terfokus kepada kelapa sawit yang menghasilkan devisa sangat besar atau karet, kopra dan kakao yang sudah dikenal dunia. Tetapi berusaha untuk mempromosikan produk pertanian lainnya terutama rempah-rempah yang mulai memudar.
“Penting untuk mengekspor produk pertanian yang beragam. Karena apabila salah satu komoditas harganya jatuh dipasar dunia maka dapat ditutupi oleh komoditas lainnya. Seperti komoditas karet dan kopra yang harganya saat ini sangat jatuh sekali,” ungkapnya.
Menurut Luluk, pasar Amerika Serikat sendiri sangat menjanjikan bagi produk pertanian Indonesia. Sayangnya pemerintah belum memaksimalkan pasar yang besar tersebut. Dari 10 negara eksportir komoditas pertanian ke Amerika Serikat, Indonesia berada pada peringkat ke 8, di bawah Brazil, India dan Italia serta sedikit di atas Vietnam.
Untuk mengatasi agar produk pertanian dan pekebunan di tanah air mampu bersaing di kancah dunia, Luluk meminta kepada pemerintah membuat peta dan data produk unggulan pertanian, baik organik maupun non organik yang memiliki kualitas ekspor, “Berikan pelatihan dan pendampingan bagi petani, kelompok usaha tani serta pelaku bisnis komoditas pertanian agar produk pertaniannya dapat bersaing dengan negara-negara lainnya,” tukasnya.
Tak kalah penting, lanjutnya, dengan memanfaatkan semaksimal mungkin forum-forum pameran internasional yang ada di negara tujuan ekspor dan kerjasama yang bernilai, termasuk mengikutsertakan pemerintah daerah untuk ikut aktif mempromosikan produk unggulannya, “Bantu petani dan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mengolah bahan produk pertanian menjadi bahan makanan olahan yang siap jadi sehingga memiliki nilai tambah,” ungkapnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
MotoGP 2024: Bagnaia Sempurna di Motegi, Acosta Bernasib Sial
-
Buka Festival Palang Pintu ke-XVI, Gus Imin: Jaya Terus Sampai Kiamat
-
Menteri Keuangan Sebut Pembiayaan Syariah Bagi UMKM per September Capai Rp21,01 Triliun
-
18 Kementerian Deklarasi Forum Kolaborasi Pemuda dalam Pengurangan Risiko Bencana
-
Trent Alexander Arnold Diincar Real Madrid, Bertahan di Liverpool atau Pindah?