Ancaman `Lost Generation` Nyata, Gus AMI Inisiasi Gerakan Bangkit Belajar

| Rabu, 12/08/2020 15:29 WIB
Ancaman `Lost Generation` Nyata, Gus AMI Inisiasi Gerakan Bangkit Belajar Inisiator Gerakan Bangkit Belajar, Abdul Muhaimin Iskandar saat memberikan sambutan pada acara kickoff Gerakan Bangkit Belajar di Perpusnas, Jakarta (foto: PKB)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Penurunan kualitas Pendidikan akibat wabah corona (Covid-19) merupakan ancaman nyata. Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI pun menginisiasi Gerakan Bangkit Belajar (GBB). GBB ini bertujuan untuk membantu siswa, guru, maupun wali murid yang kesulitan mengikuti proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemic Covid-19.

“Ancaman lost generation akibat wabah Covid-19 bukanlah pepesan kosong. Kita semua harus benar-benar mengantisipasi hal ini agar hal itu tidak sampai terjadi. Kasihan generasi kita di masa depan jika mereka tumbuh tampa kompetensi memadai,” ujar Abdul Muhaimin Iskandar saat Kick Off Gerakan Bangkit Belajar di Gerung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 12 Agustus 2020.

Gus AMI menjelaskan, berdasarkan kajian Bank Dunia yang dirilis 18 Juni 2020 lalu bahwa telah terjadi penurunan kualitas pendidikan dari para peserta didik di seluruh dunia akibat pandemic Covid-19. Penutupan sekolah telah memicu penurunan nilai ujian rata-rata hingga 25%. Pandemi ini juga menurunkan efektifitas tahun sekolah dasar yang dicapai anak-anak dari 7,9 tahun menjadi 7,3 tahun.

“Akibat penutupan sekolah ini banyak anak-anak kita yang gagal mempelajari berbagai materi baru dan melupakan banyak hal yang telah mereka ketahui sebelumnya,” jelasnya.

Hal yang sama, kata Gus AMI juga disuarakan oleh UNICEF. Berdasarkan pernyataan posisi berjudul COVID-19 dan Anak-anak di Indonesia pada Mei 2020 menyajikan bukti bahwa virus Corona telah secara luas mengganggu kestabilan pendapatan keluarga-keluarga Indonesia. Kondisi tersebut berdampak pada tiga hal penting yakni terganggunya kinerja gizi, pendidikan, dan perlindungan anak.

“Khusus di bidang pendidikan pernyataan posisi Unicef menegaskan jika wabah ini memicu penurunan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang peserta didik akibat menurunnya waktu kualitas belajar,” katanya.

Fakta-fakta tersebut, lanjut Wakil Ketua DPR bidang Kesra ini, harus disikapi secara serius oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder) di Indonesia. Upaya menyelematkan Pendidikan anak-anak Indonesia harus menjadi usaha bersama. Apalagi hingga saat ini berakhirnya masa pandemi Covid-19 di tanah air belum bisa diprediksi.

“Selain langkah-langkah di sektor Kesehatan dan pemulihan ekonomi, kita bersama juga harus berkontribusi terhadap upaya menyelamatkan sektor Pendidikan di tanah air. Sebab Pendidikan merupakan investasi besar bagi masa depan genarasi muda dan bangsa ini,” katanya.

Gus AMI menilai Gerakan Bangkit Belajar hanyalah salah satu upaya untuk membantu mencarikan solusi atas kendala pembelajaran jarak jauh yang dialami oleh peserta didik di Indonesia. Nantinya di setiap Posko GBB akan disediakan wifi gratis dan relawan yang akan mendampingi para siswa saat mengikuti PJJ.

“GBB hanyalah salah satu ikhtiar untuk membantu anak-anak di Indonesia untuk tetap mendapatkan hak-hak mereka di bidang Pendidikan. Gerakan ini akan bersinergi dengan Gerakan lain baik yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun pihak-pihak lain yang ingin berkontribusi terhadap dunia Pendidikan di Indonesia selama musim pandemic Covid-19,” ujarnya.

Tags : Gerakan Bangkit Belajar , Gus AMI

Berita Terkait