Behavioral Insight Jadi Salah Satu Metode Alternatif dalam Perumusan Kebijakan

| Jum'at, 11/09/2020 17:45 WIB
Behavioral Insight Jadi Salah Satu Metode Alternatif dalam Perumusan Kebijakan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (foto: kemnakergoid)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan, Indonesia menyadari pasar tenaga kerja saat ini sangat dipengaruhi oleh tren global yang harus diatasi dengan inovasi berbasis bukti untuk membentuk kebijakan yang tepat di tingkat nasional dan internasional.

"Behavioral Insight mengkolaborasikan peran pemerintah, masyarakat dan dukungan teknologi informasi sehingga dapat menjadi salah satu metode alternatif dalam perumusan kebijakan,” jelas Menaker Ida Fauziyah dalam pertemuan menteri buruh dan ketenagekerjaan negara-negara G20 yang berlangsung secara virtual, Kamis 10 September 2020 malam.

Menaker Ida Menjelaskan Deklarasi Menteri Perburuhan dan Tenaga Kerja G20 menekankan upaya untuk terus mengelola dampak pandemi dan bersiap menuju pemulihan pandemi COVID-19 melalui bekerja sama dengan Menteri lain dalam kelompok negara anggota G20 untuk mendukung komitmen di berbagai bidang.

Misalnya mempromosikan pertumbuhan ekonomi inklusif, membuka banyak lapangan pekerjaan yang berkelanjutan dan human-centered, menyediakan pekerjaan berkualitas bagi kaum muda dan perempuan, serta memberikan akses perlindungan sosial yang memadai untuk semua. 

Dalam pertemuan tersebut, para Menteri Perburuhan dan Tenaga Kerja G20 juga mendeklarasikan untuk berkomitmen dalam upaya pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif, dan untuk mempromosikan pekerjaan layak bagi semua pekerja. Termasuk dalam rantai pasokan global dengan melanjutkan upaya untuk menghapus pekerja anak, kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan modern di dunia kerja. 

"Kondisi kerja yang aman dan sehat merupakan hal mendasar untuk pekerjaan yang layak, terutama mengingat risiko pada pandemi COVID-19, " katanya.

Tags : Kemnaker , Menteri Ida Fauziyah