Gus Jazil: Empat Pilar Hasil Ijtihad Kiai dan Alim Ulama

| Kamis, 08/10/2020 20:45 WIB
Gus Jazil: Empat Pilar Hasil Ijtihad Kiai dan Alim Ulama Jazilul Fawaid (Wakil Ketua MPR RI Fraksi PKB). (Foto: rere/radarbangsa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengungkapkan berdasarkan sejarah kebangsaan Indonesia, Empat Pilar yakni Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan hasil ijtihad para kiai dan ulama sehingga nilai-nilai itu tetap harus diperjuangkan.

"Empat Pilar adalah warisan nilai-nilai yang menjadi ijtihad para kiai dan alim ulama. Empat Pilar itu hasil ijtihad. Apa yang sudah final ini, yaitu Empat Pilar, harus terus diperjuangkan," kata pria yang akrab disapa Gus Jazil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2020.

Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren Mathla`un Nawakartika, Kecamatan Citata, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis, 8 Oktober 2020. Sosialisasi kerja sama MPR dan PCNU (RMI NU/Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama) Kabupaten Pandeglang itu juga dihadiri anggota MPR RI dari Fraksi PKB, Rano Alfath, Pimpinan Pondok Pesantren, Ketua PCNU Kabupaten Pandeglang, dan Rois Syuriah PCNU.

Pada kesempatan itu, Gus Jazil menyebut Empat Pilar sudah final dan harus terus diperjuangkan. Oleh karena itu, jelasnya, jika ada orang atau kelompok yang ingin mengganti Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, maka orang tersebut seperti sedang "ngelindur".

Gus Jazil menambahkan bahwa keberadaan Empat Pilar yang membuat Indonesia tetap berdiri tegak. "Jadi Empat Pilar menjadi syarat tegaknya negara Indonesia. Kalau tidak ada Empat Pilar maka roboh negara ini karena Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di kalangan NU disebut PBNU, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI Tahun 1945 yang membuat Indonesia kokoh," ujarnya.

Gus Jazil juga mengungkapkan peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam sejarah kebangsaan Indonesia. "Kalau tidak ada peran kiai dan ulama, bangsa ini tidak merdeka," tegas Gus Jazil.

Wakil ketua Umum DPP PKB itu menuturkan, di kalangan kiai dan santri sudah ditanamkan cinta Tanah Air sebagian dari iman, "hubbul wathan minal iman", sebagaimana dikatakan oleh KH Hasyim Asy’ari. "Jadi bagi NU, agama dan nasionalisme itu tidak bertentangan. Bahwa cinta kepada Tanah Air adalah bagian dari iman. Karena itulah Indonesia bisa merdeka. Tanpa pemahaman itu, kita tidak akan merdeka. Indonesia tidak mengalami masalah seperti negara-negara lain yang masih belum menemukan rumus antara agama dan negara," tandasnya.

Resolusi jihad, lanjut Gus Jazil, juga mendorong gerakan kepahlawanan 10 November di Surabaya. "Semua itu didasari perjuangan para kiai dan santri. Sebab saat itu Indonesia belum mempunyai tentara. Dengan resolusi jihad umat Islam wajib melawan penjajah. Lahirnya resolusi jihad pada 22 Oktober 1945 diperingati sebagai Hari Santri," tuturnya.

Tags : MPR RI , Sosialisasi Empat Pilar , Ulama , Indonesia

Berita Terkait