Hadapi Tantangan Zaman, Bang Andi Dorong Peningkatan Kapasitas Pengurus MA

| Minggu, 06/07/2025 14:13 WIB
Hadapi Tantangan Zaman, Bang Andi Dorong Peningkatan Kapasitas Pengurus MA

RADARBANGSA.COM - Organisasi Islam Mathla'ul Anwar (MA), yang telah berdiri kokoh selama 107 tahun, tengah berbenah diri untuk menghadapi berbagai tantangan dan mengoptimalkan peluang di era modern. 

Upaya ini dibahas dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengurus Mathla'ul Anwar se-Provinsi Banten di Cisarua, Bogor, pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Sekretaris Majelis Amanah Pengurus Wilayah Mathla'ul Anwar Provinsi Banten, Andi Yudi Hendriyawan, mengungkapkan bahwa Mathla'ul Anwar yang berdiri tahun 1916 memiliki kekuatan fundamental sebagai organisasi tua yang lahir sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

"Kami punya sejarah panjang, jaringan ribuan madrasah di seluruh pelosok negeri, satu universitas, serta kader dan struktur organisasi yang kuat dengan 34 pengurus wilayah dan 250 pengurus daerah," ujar Andi.

Andi juga menambahkan bahwa MA memiliki badan otonom dan lembaga amaliyah yang mendukung, serta mengusung pemahaman agama yang moderat.

Meskipun memiliki kekuatan, Andi, yang juga putra tokoh Irajad Djuaweli, tidak menampik adanya kelemahan internal yang perlu segera diatasi. "Sistem pengkaderan dan pendidikan kami belum baku. Mathla'ul Anwar juga belum optimal dijadikan alat perjuangan bersama, dan kami melihat adanya kelemahan dalam budaya gotong royong di mana prinsip 'dapat apa dari organisasi' masih lebih menonjol daripada 'apa yang sudah diberikan'," paparnya.

Selain itu, Bang Andi-sapaan akrabnya, menyoroti keterbatasan figur, belum optimalnya pemanfaatan aset dan sumber daya manusia, komunikasi dan koordinasi yang kurang aktif, serta belum optimalnya pemanfaatan media sosial.

Di sisi lain, Mathla'ul Anwar juga dihadapkan pada ancaman eksternal. Andi menyebutkan persaingan lembaga pendidikan yang ketat dengan ratusan madrasah yang gulung tikar, potensi perpecahan internal akibat lunturnya semangat berjamaah, kecenderungan berorientasi politik yang kurang optimal untuk kepentingan organisasi, dan gerakan ormas lain yang lebih sistematis dalam merekrut kader dari Mathla'ul Anwar.

Kendati demikian, Andi optimis dengan peluang besar yang dapat dimanfaatkan oleh Mathla'ul Anwar. "Peluang kami untuk dekat dengan pemerintahan sangat terbuka, apalagi ada tokoh MA yang berada di lingkaran kekuasaan. Ini bisa menjadi jembatan untuk mendapatkan dukungan," katanya.

Ia menyoroti pentingnya optimalisasi aset dan SDM, mendorong kader MA untuk mengisi posisi strategis di pemerintahan, memperbanyak kader muda yang siap menjadi pelopor dan pemimpin daerah, serta momentum strategis empat setengah tahun ke depan untuk pemberdayaan organisasi.

"Kami juga melihat kebangkitan ekonomi umat melalui pemberdayaan madrasah sebagai peluang besar," tambah Andi.

Pada  kesempatan yang sama, Andi juga memaparkab profil pendiri Mathla'ul Anwar, KH. Mas Abdurrahman bin KH. Mas Djamal Al-Djanakawi. Lahir pada tahun 1868 di kampung Janaka, Pandeglang, Banten, KH. Mas Abdurrahman merupakan ulama yang menimba ilmu di Mekkah Al-Mukaromah dari guru besar Syekh Mohammad Nawawi al Bantani. Ia juga disebutkan satu bersama tokoh-tokoh besar seperti KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul 'Ulama).

"Beliau adalah peletak dasar madrasah modern di Indonesia dengan program pendidikan 9 tahun. Perannya dalam membangun akhlak dan peradaban bangsa melalui ribuan madrasah modern di Indonesia sangat besar," tegas Andi.

Melihat jasa-jasa besarnya, Pengurus Besar Mathla'ul Anwar saat ini tengah mengusulkan kepada pemerintah agar KH. Mas Abdurrahman layak mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Usulan ini menjadi salah satu upaya MA untuk menghormati dan mengenang kontribusi besar sang pendiri dalam sejarah pendidikan dan perjuangan bangsa Indonesia.

Tags : MA , Andi Yudi Hendriyawan