Covid Mengganas, Ahli Biologi Molekuler Minta Genose Tidak Dijadikan Alat Deteksi

| Selasa, 22/06/2021 15:13 WIB
Covid Mengganas, Ahli Biologi Molekuler Minta Genose Tidak Dijadikan Alat Deteksi Seorang Wanita Melakukan Tes Deteksi Dini dengan Genose C-19 (Doc: Ekbis Bisnis)

RADARBANGSA.COM - Pemerintah diimbau untuk menghentikan Genose sebagai alat deteksi dini Covid-19 secara sementara, khususnya sebagai verfikasi perjalanan. Imbauan ini dikeluarkan oleh Ahli Biologi Molekuler, Ahmad Handoyo Utomo di tengah gejolak kasus covid -19 saat ini.

Dalam akun twitternya, Ahmad Utomo mengatakan bahwa alat deteksi Genose itu belum tervalidasi. Genose sendiri sudah dilakukan uji validasi sejak Februari , namun hingga kini laporan validasi itu belum keluar atau belum terpublikasikan.

Ia mengungkapkan untuk Genose, minimal harus ada bukti validasi dari 3 kampus merdeka, “kecuali sudah ada bukti validasi Genose dari minimal 3 kampus merdeka,” kata Ahmad dalan akun twitternya, dikutip Selasa 22 Juni 2021.

Ditakutkannya, jika Genose terbukti rentan dalam mendeteksi virus, penyebaran covid di perjalanan baik darat maupun udara semakin tak terkendali. Untuk menghindari hal itu, ia meminta pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaaan Genose.

“Mohon sangat, stop penggunaan Genose untuk verifikasi perjalanan kembalikan ke tes standar baku,” lanjut Ahmad melengkapi.

Ia menuturkan bahwa Para Pakar sudah lama khawatir dan prihatin ketika genose dijadikan verifikasi perjalanan. “Tapi kini kasus melonjak dan masih juga tidak ada laporan validasi,” sambungnya.

Senada dengan hal itu, Epidemolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono melarang penggunaan Genose tidak hanya di stasiun atupun bandara, melainkan di perkantoran, pengunjung hotel dan sebagaiannya.

“Hindari penggunaan alat skrining Covid-19 yang tidak tervalidasi, pada pelaku perjalanan, pertemuan, perkantoran, pengunjung hotel, kegiatan pendidikan spt sekolah dan kuliah, event olahraga, konser dsb. Stop penggunaan Genose,” katanya seperti dikutip dari akun twitternya baru-baru ini.

Mengutip keterangan resmi Universitas Gajah Mada pada Mei lalu, GeNose C19 masih berada dalam tahap uji diagnostik post-marketing, yaitu uji validitas eksternal yang dilakukan oleh tiga institusi yakni Universitas Andalas, Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga.

Di samping menunggu proses tersebut, banyak keraguan dari warganet atas keakuratan hasil Genose. Hal ini seperti diungkapkan @husnabl, yang mengatakan temuan berbeda pada hasil pemeriksaan melalui Antigen dan Genose C19.

“Temen saya bergejala cek genose hasilnya negatif, 2 hari kemudian dia cek antigen eeeh positif,”

Pengalaman yang sama juga diungkapkan oleh @janeshvstry

“Kemarin kami 1 kantor (-+300 orang) di test genose dan hasilnya pada negatif, padahal posisi saya bergejala covid19, saya kira hasilnya bakalan reaktif lah minimal, ternyata negatif. dari situ saya bisa pastikan bahwa genose ini 95% TIDAK VALID datanya,”

Kritik terhadap Genose juga dilayangkan oleh @niiezchaa

“Bnerr bgettt....sya tertularr suami yg pake genose hasil negatif setelah itu balik rantau genose jg negatif...sya bergejala dan swab pcr positif covid akhirnya suami ketahuan positv dg tes pcr dg CT yg tinggi,”

Pengalaman terhadap Genose juga diutarakan oleh @RayPanjaitan

"Hari kamis, 2 kawan di test genose negatif. Hari jumat PCR, hasilnya keluar hari sabtu ternyata keduanya positif. Akhirnya sekantor pagi tadi test PCR,"

Tags : Genose , C-19 , Ahli Biologi Molekuler

Berita Terkait