Mengenal Agama Baha`i yang Muncul di Menag

| Kamis, 29/07/2021 08:24 WIB
Mengenal Agama Baha`i yang Muncul di Menag Tempat Ibadah Agama Bahai (foto:iefworld.org)

RADARBANGSA.COM - Agama Baha`i menjadi sorotan publik setelah mendapatkan ucapan selamat hari raya dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut. Video ucapan dari Gus Yaqut jadi perbincangan karena agama baha`i jarang dikenal publik.

 

Gus Yaqut menjelaskan ucapan selamat hari raya tersebut bersama kehadirannya dalam acara agama baha;i, Gus Yaqut mengutip UU PNPS No 1 Tahun 1965 sebagai dasar ucapannya tersebut.

Gus Yaqut memberikan penjelasan lebih lanjut. Dia menerangkan, dalam konstitusi Indonesia, tak dikenal istilah agama `diakui`.

"Konstitusi kita tidak mengenal istilah agama `diakui` atau `tidak diakui`, juga tidak mengenal istilah `mayoritas` dan `minoritas`. Hal ini bisa dirujuk pada UU PNPS tahun 1965 tersebut," kata Yaqut lewat pesan singkat.

Yaqut menegaskan kehadirannya di acara komunitas Baha`i semata-mata dalam konteks untuk memastikan negara menjamin kehidupan warganya. Hal itu ditegaskan Yaqut sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

"Negara harus menjamin kehidupan seluruh warganya. Apa pun agamanya, apa pun keyakinannya," ujar dia.

Dilansir melalui detik.com yang mengutip laman komunitas Baha`i, Agama Baha`i pertama kali muncul di Iran pada 1844, bermula dari ajaran perdamaian Sayyid `Ali Muhammad atau yang dianggap sang Bab. Agama ini sempat dianggap sebagai sempalan Islam-Syiah. Sebelum revolusi Iran, agama ini pun sempat diakui walaupun selanjutnya tidak diakui.

Seperti dikutip dari laman Kemenag, penegasan eksistensi agama Baha`i sebagai sebuah agama independen ini tertuang dalam Seminar Hasil Penelitian yang diselenggarakan oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan pada 22 September 2014. Agama Baha`i ini diketahui merupakan agama baru yang bukan percabangan agama lain.

Konsep ajaran agama Baha`i memiliki ciri khas yang berbeda dengan konsep keagamaan di dalam Islam. Begitu pula dalam tata cara peribadatan. Meskipun tampaknya memiliki kesamaan dengan peribadatan Islam (seperti sembahyang, puasa, ziarah, dan lainnya), pada praktiknya tata cara peribadatan yang mereka lakukan sama sekali berbeda.

Para penganut Baha`i mengerjakan sembahyang sebanyak tiga kali dalam sehari. Kiblat yang dijadikan sebagai arah sembahyang pun berbeda dengan umat Islam. Umat Islam menghadap ke arah Ka`bah, sedangkan umat Baha`i bersembahyang menghadap barat laut (Kota Akka-Haifa). Hari raya umat Baha`i juga berbeda dengan Islam.

Kendati demikian, sejarah lahirnya ajaran Baha`i tidak dapat dipisahkan dari agama Islam. Pendiri ajaran Baha`i, yaitu Baha`ullah, merupakan penganut agama Islam sebelum ia menisbatkan diri sebagai utusan Tuhan.

 

 

Tags : Agama Bahai

Berita Terkait