Halaqah Satu Abad NU, Jusuf Kalla: NU Entrepreneurship-nya Tinggi

RADARBANGSA.COM - Mustasyar Nahdlatul Ulama (NU), Jusuf Kalla menyampaikan bahwa NU sejak dulu sudah mandiri. Hal itu terlihat dari banyaknya warga nahdliyin yang memiliki pesantren hingga mendirikan usaha.

"Para pendiri Nahdlatul Ulama selain Kiai juga berprofesi sebagai pedagang atau pengusaha. Artinya, kalau NU didirikan oleh pedagang, itu adalah suatu contoh yang diberikan mengikuti kehidupan Rasulullah SAW," kata Jusuf Kalla saat menjadi narasumber dalam acara `Halaqah Satu Abad NU` dengan tema `Gagasan Kontributif Membangun Kemandirian Ekonomi Nahdliyin` di kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis, 2 Desember 2021.

Menurutnya, kekuatan Indonesia ada di bidang ekonomi. Karena, banyak warga Indonesia yang menjadi pengusaha maupun berprofesi sebagai pedagang.

Untuk itu, jelasnya, semangat warga Nahdliyin harus terus ditingkatkan agar ekonomi Nahdliyin bisa maju. "Kekuatan kita ialah di bidang ekonomi. Bagaimana kita membakar semangat warga nahdliyin agar ekonomi nahdliyin bisa maju," ujarnya.

Jusuf Kalla juga mengapresiasi semangat entrepreneurship yang dimiliki NU sejak dulu. NU banyak memiliki pesantren yang dibangun tanpa bantuan dari pemerintah dan berkembang hingga saat ini secara mandiri dengan mengandalkan usaha kecil menengah.

"Orang NU itu entrepreneurship-nya tinggi. Karena itu dia bisa dirikan pesantren puluhan ribu tanpa ada campur tangan pemerintah," tuturnya.

Oleh karena itu, Jusuf Kalla mengajak semua pihak agar bersama memajukan ekonomi bangsa. Mantan Wakil Presiden (Wapres) RI ini mendorong agar nahdliyin dapat mengembangkan usaha secara mandiri.

"Bagamiana kemudian kita bersama-sama merubah keadaan. belajar dari kemandirian pesantren, PKB dan NU harus mendorong pembicaraan tentang usaha. Karena NU itu didirikan oleh para pengusaha atau pedagang," imbuhnya.

Diketahui, Halaqah Satu Abad NU juga dihadiri langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin), Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, serta narasumber lainnya antara lain: Rizal Ramli, Sugeng Bahagijo, dan Addin Jauharudin.