Era Industri 4.0, KH Miftachul Akhyar: Nahdliyin Harus Diimbangi dengan `4G`

| Rabu, 22/12/2021 16:43 WIB
Era Industri 4.0, KH Miftachul Akhyar: Nahdliyin Harus Diimbangi dengan `4G` Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar (foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Rais `Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar menyampaikan, era Revolusi Industri 4.0 dianggap sebagai tanda meningkatnya peradaban kemanusiaan.

"Untuk menghadapi era ini, bangsa Indonesia dan terkhusus Nahdliyin harus mengimbanginya dengan 4G," kata KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan Khutbah Iftitah Muktamar Ke-34 NU di Lampung, Rabu 22 Desember 2021.

Kiai Miftach menjelaskan bahwa 4G tersebut mencakup empat ajaran khas dan konsep besar NU berupa grand idea, grand design, grand strategy, dan grand control. Empat prinsip tersebut merupakan fondasi NU yang telah diajarkan oleh para pendahulu Nahdliyin. 

Ia menguraikan, grand idea merupakan visi dan misi NU sebagai instrumen untuk menyatukan langkah, baik ulama struktural maupun kultural. Terutama para ulama pondok pesantren, agar berada dalam satu langkah dan satu keputusan untuk menggalang kekuatan bersama.

Berikutnya grand design, yaitu berupa program-program unggulan yang terukur. Kiai Miftach mengatakan, berdasarkan apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw, setiap awal datangnya kurun 100 tahun, Allah swt akan mengutus seseorang, dua orang, atau beberapa orang, untuk menyegarkan kembali aturan-aturan yang sudah mulai banyak ditinggalkan. 

"Usia Nahdlatul Ulama saat ini sudah hampir satu abad. Kalau hitungan usia masehi, memang 95 tahun, tapi usia hijri-nya sudah mencapai 98 tahun," ungkapnya.

Dilansir nuonline, Pengasuh Pondok Pesantren Miftsachus Sunnah, Surabaya itu, menjelaskan grand strategy. Menurutnya, menejemen pengelolaan orgnasisasi dengan baik. Hal  ini bisa dilakukan dengan mengintensifkan penyebaran inovasi yang terencana, terarah dan dikelola dengan baik, serta distribusi kader-kader terbaik NU ke ruang-ruang publik yang tersedia. 

"Kader NU saat ini belum berperan maksimal di semua ruang-ruang publik yang ada. Karena itu, perlu ada grand strategy terkait keberperanan kader-kadernya," katanya.

Sementara grand control adalah sistem kontrol yang bisa melahirkan garis komando secara organisatoris dari PBNU sampai kepengurusan di tingkat anak ranting, "Dari situ (grand control), NU akan menjadi organisasi keagamaan dan sosial yang bergerak secara sistemik, proaktif, dan responsif, serta terus-menerus menebarkan kasih sayang (rahmatan lil alamin). NU akan mampu menebarkan kemaslahatan di dunia sampai akhirat dan bersaing di segala bidang dengan organisasi-organisasi lainnya," paparnya.

 

Tags : Muktamar NU

Berita Terkait