Pemerintah Diminta Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi

| Kamis, 02/06/2022 18:33 WIB
Pemerintah Diminta Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (gambar: gurupendidikan.co.id)

RADARBANGSA.COM - Pemerintah mempersiapkan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2023 sebagai baseline baru kebijakan makro ekonomi dan fiskal. Sesuai amanat undang-undang, defisit APBN harus kembali paling tinggi sebesar 3 persen dari PDB pada tahun 2023.

Ekonom Universitas Indonesia, Teuku Riefky mengatakan untuk kembali ke level defisit 3 persen tersebut, pemerintah perlu memperhatikan alokasi-alokasi belanja dan mengoptimalkan penerimaan.

“Kuncinya adalah bagaimana kita bisa meng-handle tekanan inflasi saat ini agar tidak mendisrupsi pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung. Jadi momentum itu juga perlu terus dijaga agar disrupsi yang terjadi tidak kemudian memukul turun lagi roda ekonomi yang ini sudah berputar,” kata Teuku Reifky dilansir kemenkeu, Kamis 2 Juni 2022.

Riefky menilai langkah pemerintah dalam menekan lonjakan inflasi saat ini sudah tepat. Tekanan inflasi domestik mulai meningkat pada April 2022 yang tercatat sebesar 3,5 persen. Hal itu dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas global, faktor musiman seperti Ramadan dan Hari Raya, serta mulai pulihnya permintaan domestik.

“Katakanlah kalau inflasi tiba-tiba sangat tinggi sekarang, pasti BI (Bank Indonesia) akan meningkatkan suku bunga. Kalau BI meningkatkan suku bunga, maka kemudian GDP (gross domestic product) growth kita pasti akan tertekan lagi. Implikasinya adalah semakin susah kita mencapai defisit 3 persen di tahun depan karena GDP growth kita turun,” paparnya.

Oleh karena itu, lanjut Teuku Riefky mengingatkan apabila tekanan inflasi sampai pada titik yang terlalu tinggi dan kenaikannya tidak sebanding dengan tambahan ruang fiskal dari windfall revenue yang berasal dari komoditas yang dimiliki, maka inflasi tersebut harus diteruskan ke konsumen namun dengan tetap melindungi masyarakat miskin dan rentan.

“Jadi saya rasa problemnya saat ini yang dihadapi adalah bagaimana kita memiliki timing yang tepat dari sisi kebijakan agar proses pemulihan ekonomi ini bisa terjadi secara smooth. Smooth landing ini memang perlu betul-betul diperhatikan oleh pemerintah,” ungkapnya.

 

Tags : Pemulihan Ekonomi Nasional , IMF , Kemenkeu

Berita Terkait