Bamsoet Luncurkan Buku `Utak Atik Politik Negara di Era Disrupsi dan Pandemi`

| Rabu, 10/08/2022 20:36 WIB
Bamsoet Luncurkan Buku `Utak Atik Politik Negara di Era Disrupsi dan Pandemi` Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (foto Humas MPR RI)

JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meluncurkan buku terbaru sebagai buku ke-23 yang ditulisnya bertajuk `Indonesia Era Disrupsi; Utak Atik Politik Negara di Era Disrupsi dan Pandemi`. Dalam buku `Indonesia Era Disrupsi`, dirinya menekankan sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia tidak terbebas dari pengaruh dan landscape ideologi, politik, dan ekonomi global yang berkembang dinamis, yang saat ini sedang dalam suasana `muram`. Beragam faktor yang mempengaruhi antara lain, melambungnya harga komoditas global, kebijakan moneter negara maju yang agresif, konflik Rusia - Ukraina, serta mulai munculnya eskalasi ketegangan baru di Taiwan.

"Tidak berlebihan ketika Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa ancaman krisis global ada di depan mata. Saat ini, sekitar 320 juta penduduk dunia berada dalam kelaparan akut. Menurut IMF dan Bank Dunia, perekonomian 66 negara diprediksi akan ambruk. Penurunan dan kontraksi pertumbuhan ekonomi global, semakin diperburuk oleh tingginya kenaikan inflasi. Merujuk kondisi di tanah air, kenaikan inflasi juga mulai dirasakan menjadi ancaman bagi perekonomian nasional," ujar Bamsoet saat meluncurkan dua bukunya, di Jakarta, Rabu (10/8/22).

Turut hadir para pimpinan MPR RI antara lain Ahmad Basarah, Yandri Susanto, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad; pimpinan DPD RI antara lain Sultan Baktiar Najamudin dan Letjen TNI Mar (Purn) Nono Sampono; Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi; Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo; Sekjen Partai Hanura Kodrat Shah; Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Pandjaitan; mantan Wakapolri Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna; dan tokoh pengusaha nasional Setiawan Djodi.

Hadir pula para intelektual yang menjadi narasumber bedah buku, antara lain Anggota DPD RI sekaligus Pakar Hukum Tata Negara Prof. Jimly Asshiddiqie; Rektor IPB University Prof. Arief Satria; Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa; serta pengamat marketing Edo Lavika.

Ketua DPR RI ke-20 sekaligus mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, BPS mencatat per Juli 2022, laju inflasi berada di level 4,94 persen, dan pada Agustus diprediksi meningkat dikisaran 5 hingga 6 persen. Bahkan pada September 2022, diprediksi menghadapi ancaman hiper-inflasi, dengan kisaran 10 hingga 12 persen. Ancaman krisis yang ditandai dengan pelambatan ekonomi global, menjadi fenomena yang harus disikapi dengan serius.

"Meskipun hasil survey Bloomberg, Indonesia dianggap sebagai negara dengan tingkat resiko resesi yang kecil, hanya 3 persen, sangat jauh jika dibandingkan rata-rata negara Amerika dan Eropa (40 hingga 55 persen) ataupun negara Asia Pasifik (pada rentang antara 20 hingga 25 persen). Rendahnya angka resiko resesi, tidak boleh membuat kita lalai. Mengingat saat ini kita hidup di era disrupsi, segala hal saling berhubungan dan berbagai kemungkinan dapat terjadi," jelas Bamsoet.

Tags : MPR RI , Bamsoet

Berita Terkait