Prevalensi Stunting di Indonesia Turun dari 24,4% Jadi 21,6% pada Tahun 2022

| Kamis, 26/01/2023 17:50 WIB
Prevalensi Stunting di Indonesia Turun dari 24,4% Jadi 21,6% pada Tahun 2022 Ilustrasi ajakan memerangi stunting. (Foto: indonesiabaik)

RADARBANGSA.COM – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.

Dalam Rapat Kerja Nasional BKKBN pada Rabu, 25 Januari 2023 kemarin, Presiden Joko Widodo mengatakan dalam forum tersebut stunting bukan hanya urusan tinggi badan tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis.

“Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” ucap Jokowi.

Infrastruktur dan lembaga yang ada, lanjutnya, harus digerakkan untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting. Dari lingkungan mulai dari air bersih, sanitasi, rumah yang sehat, ini merupakan kerja terintegrasi dan harus terkonsolidasi.

“Jadi target 14% itu bukan target yang sulit hanya kita mau atau tidak mau. Asalkan kita bisa mengonsolidasikan semuanya dan jangan sampai keliru cara pemberian gizi,” ungkap Jokowi.

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, Percepatan Penurunan Stunting dengan 5 pilar. Mulai dari komitmen, pencegahan stunting, konvergensi, menyediakan pangan yang baik, dan pilar kelima melakukan inovasi terobosan dan data yang baik.

“Inilah pilar yang kita tegakkan dan kami terima kasih kepada seluruh kementerian/ lembaga yang mendukung. Pak Menkes dengan menyediakan USG dan alat-alat ukur terstandar yang baik sekali,” tutur Hasto.

Tags : Stunting , Presiden Jokowi , Kemenkes

Berita Terkait