Neraca Perdagangan RI Anjlok, Komisi VI: Cermin Daya Saing Ekspor Lemah

| Kamis, 05/06/2025 17:15 WIB
Neraca Perdagangan RI Anjlok, Komisi VI: Cermin Daya Saing Ekspor Lemah Imas Aan Ubudiyah (Anggota Komisi VI DPR RI FPKB). (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi VI DPR RI, Imas Aan Ubudiyah, mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam memperbaiki kondisi neraca perdagangan Indonesia yang mengalami penurunan signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Imas, anjloknya neraca perdagangan mencerminkan lemahnya daya saing ekspor nasional serta ketergantungan yang tinggi terhadap impor barang konsumsi dan bahan baku. Hal ini dinilai berpotensi mengganggu stabilitas perekonomian nasional jika tidak segera ditangani.

"Pemerintah harus segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan ekspor dan impor, serta memberikan insentif kepada sektor industri dalam negeri agar mampu meningkatkan nilai tambah produk ekspor," tegas Imas di Jakarta, Kamis (5/6/2025).

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menyoroti pentingnya penguatan diplomasi perdagangan, termasuk perluasan pasar ekspor non-tradisional serta optimalisasi perjanjian dagang yang telah disepakati dengan berbagai negara mitra.

Selain itu, Imas mendorong Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian untuk bersinergi dalam mempercepat pengembangan industri substitusi impor dan memperkuat pelaku UMKM agar bisa menembus pasar global.

"Kita tidak bisa terus bergantung pada komoditas mentah. Sudah saatnya Indonesia fokus pada hilirisasi dan produk manufaktur yang punya daya saing tinggi," tambahnya.

Dengan perbaikan struktur ekspor dan pengurangan ketergantungan terhadap barang impor, Imas berharap neraca perdagangan Indonesia kembali surplus secara berkelanjutan dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengakui penyebab utama dari anjloknya surplus neraca perdagangan Indonesia sekaligus menjadi yang terendah sejak 5 tahun merupakan imbas kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Kebijakan tersebut, kata dia, juga telah terbukti membuat nilai ekspor dalam negeri juga mengalami penurunan secara bulanan. Tetapi, nilai ekspor sepanjang Januari-April masih naik 6,65% secara tahunan (yoy).

"Kita analisa yang pertama kemarin awal April masih libur Lebaran, jadi masih banyak libur, sehingga ekspor berkurang. Kedua, ini juga banyak terkait kebijakan Trump," ujar Busan, sapaan akrabnya, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Tags : DPR RI , Perdagangan , Indonesia , Ekonomi Nasional