FPTP Fasilitasi Tim Chongqing Dongxueji Asal China Audiensi ke Ponpes Al-Hamidiyah

| Kamis, 07/08/2025 17:51 WIB
FPTP Fasilitasi Tim Chongqing Dongxueji Asal China Audiensi ke Ponpes Al-Hamidiyah KH Syaifullah Maksum (Ketua FPTP). (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) bersama Yayasan Hezuo Adidharma Sutra Indonesia memfasilitasi kunjungan Tim Chongqing Dongxueji Cultural Communication Co. Ltd. ke Yayasan Islam Al Hamidiyah di Depok, Jawa Barat, pada Kamis (7/8/2025) sore. 

Kunjungan ini dilakukan dalam rangka saling belajar serta saling bertukar pikiran dan pengetahuan antar lembaga. Yayasan Al Hamidiyah sendiri menaungi Pondok Pesantren Al Hamidiyah serta lembaga pendidikan formal dari TK hingga Aliyah.

KH Abdurrosyid selaku pengasuh pesantren menyampaikan bahwa Al Hamidiyah didirikan oleh tokoh besar bernama KH Ahmad Syaikhu. "Beliau pernah menjadi Ketua DPR GR di masa Presiden Soekarno. Al Hamidiyah punya jenjang pendidikan dari TK hingga Aliyah. Semuanya berbasis agama dan ilmu pengetahuan," ujarnya. 

Dalam paparannya, KH Abdurrosyid berharap kedatangan delegasi bisa menjalin kerjasama di bidang pendidikan, Bahasa Mandarin, peningkatan kapasitas pendidik, hingga beasiswa maupun kerjasama lain yang relevan. 

"Kerjasama Indonesia-Tiongkok sudah dijalin bertahun-tahun lalu. Sampai hari ini hubungannya makin erat. Kita sudah mengembangkan ilmu agama yang kuat. Karena itu transformasi pesantren sangat perlu, utamanya dengan adanya tim delegasi dari Tiongkok," ujar KH Abdurrosyid.

"Santri kita sudah ada yang mendapat beasiswa ke Tiongkok. Mudah-mudahan makin bertambah. Syukur-syukur dapat dibuatkan lab bahasa Mandarin. Santri kita bahkan ada yang sudah bisa berbahasa Mandarin dengan belajar secara otodidak," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Tim Delegasi dari Yayasan Hezuo Wahid Nuruddin mengatakan kunjungan ini untuk mempererat hubungan kedua pihak.

"Saya di Hezuo, semua dalam rangka Tiongkok untuk Indonesia dan Nahdliyyin. Uthlubul ilma walau bis shiin (tuntutlah ilmu hingga Negeri Cina). Kita menyaksikan langsung bahwa Tiongkok menjadi negara termaju kedua di dunia. Di Tiongkok, sistem pendidikannya hampir mirip seperti pesantren. Basisnya sama-sama ilmu pengetahuan dan teknologi. Harapannya kunjungan ini bermanfaat, terutama menyongsong Kemerdekaan Indonesia ke 80," ujar Wahid.

Jackie Jin Chuan Chen dari Chongqing Dongxueji sendiri merasa senang dengan kunjungan tersebut. "Im very happy to be here. We Chinese, respect all cultures, religions, and nations. We have all diversities. There must be a reason why we are here," ujar Chen.

Dalam presentasi bertajuk China Belt and Road International Education Exchange Platforms, Chen menjelaskan bahwa Chongqing Dongxueji didukung oleh China Literature and Art Foundation dan beberapa lembaga lain.

"Keberadaannya telah diakui oleh lebih dari 100 universitas di sana. Didukung banyak kedutaan dan konsulat. Punya IP Series Meet the World. Programnya di antaranya Study in China (free tuition and accommodation), Study Tour in China, Foundation Program, Vocational Education, Science and Technology, Preparatory Education, dan Vocational Education," ujar Chen. 

Ketua FPTP KH. Saifullah Ma'shum menggarisbawahi kunjungan kelembagaan antar negara sangat penting untuk percepatan transformasi pesantren. "Salah satu misi FPTP adalah memfasilitasi terjalinnya jaringan kemitraan antara pesantren dengan berbagai kalangan. Kerjasama Al Hamidiyah dan Chongqing Dongxueji tentu sangat positif dan sebuah langkah transformatif yang dapat ditindaklanjuti secara kongkrit. Perluasan kerjasama seperti ini juga sangat penting dilakukan oleh pesantren lainnya," ujarnya.

Tags : FPTP , Chongqing Dongxueji , Ponpes Al Hamidiyah

Berita Terkait