Pemuda Harus Ambil Bagian dalam Pembangunan Ekonomi dan Politik

| Senin, 28/10/2019 19:48 WIB
Pemuda Harus Ambil Bagian dalam Pembangunan Ekonomi dan Politik Luluk Nur Hamidah (Anggota DPR RI Fraksi PKB). (Foto: istimewa)

Oleh: Luluk Nur Hamidah,*

RADARBANGSA.COM - Tahun ini sudah 91 tahun Sumpah Pemuda diperingati. Rentang waktu yang telah sangat lama tersebut membuat ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) terhadap bangsa Indonesia juga telah sangat jauh berbeda dibanding era kolonialisme waktu itu. Sehingga banyak yang harus dibenahi oleh pemuda saat ini bila dihubungkan dengan butir-butir sumpah pemuda yang historis dan heroik tersebut.

Seperti butir pertama, bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Maknanya mendorong semangat juang pemuda, lalu menyatukan perjuangan pemuda. Saat ini yang terjadi perjuangan pemuda terpecah dua. Hal ini bisa dilihat dalam menyikapi Pilpres dan mempersoalkan RUU kontroversi yang dibuat oleh DPR periode lalu. Latar belakang Pilpres dan RUU Kontroversial itu sendiri adalah demokrasi liberal yang berlaku saat ini di Indonesia. Sedangkan era demokrasi liberal yang berlaku di banyak negara itu sendiri merupakan akibat dari era globalisasi yang sedang berlangsung di seluruh dunia.

Kemudian butir kedua, berbangsa satu, bangsa Indonesia. Maknanya adalah menanamkan rasa cinta tanah air, dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Tapi pemuda saat ini dihadapkan pada tantangan globalisasi. Era globalisasi yang saat ini berlangsung membuat terjadinya proses integrasi internasional yang menjadikan paham nasionalisme terkikis menuju ke paham internasionalisme.

Globalisasi semakin tidak terbendung dengan terjadinya perubahan pemikiran terhadap masa depan dunia, dan pertukaran produk diantara negara. Perkembangan globalisasi semakin kuat dengan  kemajuan infrastruktur transportasi dan teknologi telekomunikasi terutama internet. Saat ini hampir tidak ada pemuda Indonesia yang tidak menggunakan internet. Yang membuat paham nasionalisme pemuda hilang karena internet yang borderless (tanpa batas negara).

Selanjutnya butir ketiga, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Maknanya adalah menekankan kebanggaan akan bahasa Indonesia dan melalui bahasa Indonesia itu mengajak untuk menjaga keutuhan bangsa. Namun fenomena yang terjadi saat ini, banyak pemuda yang menggunakan istilah asing dalam berbahasa Indonesia, bahkan mencampurkan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia dalam bahasa pergaulan. Tentu saja ini semakin menjauhkan rasa nasionalisme.

Makna Sumpah Pemuda saat ini perlu dibenahi karena dihadapkan pada era globalisasi. Hanya saja era globalisasi ini harus dijadikan tantangan, bukan ancaman. Maksudnya, manfaatkan globalisasi dan teknologi internet yang mendukungnya, agar menggugah kemampuan bangsa kita terutama pemuda untuk meningkatkan kualitas dirinya.

Pemuda sesuai takdirnya juga butuh rejuvinasi yaitu menyegarkan kembali semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan dan nasionalisme pemuda harus diletakkan sebagai pengikat yang mempersatukan dan memajukan seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesetiaan pada tanah air adalah harga mati, habbul wathon minal iman

Dalam era globalisasi ini pemuda mesti “ngeh” atau peduli kepada isu yang akan membawa dampak pada kemanusiaan dan keberlanjutan kehidupan manusia dan ekologinya. Perubahan zaman yang terus bergerak dinamis harus direspon pemuda dengan cerdas, kritis, inovatif, dan kreatif. Sumpah Pemuda menghendaki pemuda Indonesia menjaga eksistensi negara dan menjadi penggerak kemajuan bangsa.

Pemuda Indonesia harus sadar bahwa saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan adalah era bonus demografi bagi bangsa Indonesia. Bonus demografi adalah dominannya usia muda atau produktif dibanding usia tua atau tidak produktif. Maka usia produktif yaitu pemuda harus menyiapkan dirinya terutama terhadap perubahan jaman dengan era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, dan kemajuan teknologi, terutama di era teknologi informasi.

Pemuda juga harus menyadari posisi strategisnya untuk ambil bagian dalam pembangunan ekonomi dan politik. Sekaligus mampu sebagai agen perubahan yang terdepan dalam menghadapi berbagai dinamika kebangsaan dan situasi global yang ada. Perubahan yang diharapkan dari pemuda adalah membuat Indonesia menjadi maju dalam ekonomi dan stabil dalam politik.

Saat ini setidaknya ada 9 tantangan yang harus dihadapi pemuda yaitu, 1. era globalisasi, dengan teknologi internet yang borderless, 2.Bonus demografi, dengan jumlah usia produktif yang dominan, 3. Demokrasi liberal, sistem demokrasi yang berlaku saat ini yang sangat berpotensi memecah belah bangsa, 4. Intoleransi dan radikalisme, berbasis agama maupun ekonomi, 5. Pembangunan SDM, kualitas SDM Indonesia yang masih tertinggal dibanding negara tetangga, 6. Ancaman gizi buruk atau stanting, yang membuat kualitas SDM kita semakin rendah, 7. Kesenjangan ekonomi, penyebab utamanya adalah cengkraman oligarki yang semakin menguat, 8. Bahaya narkoba, penyebarannya yang semakin masif dikalangan pemuda, 9. Ketergantungan pada produk impor, mulai dari produk berteknologi tinggi hingga bahan pangan utama seperti beras, gula, garam, hingga cabe dan bawang.

Menghadapi tantangan tersebut sebaiknya pemuda segera berfikir kritis dan ambil peran kontributif. Mulai dari yang bisa dilakukan, lalu jalani dengan istiqomah atau konsisten. Bangun perkawanan sebanyak-banyaknya dan manfaatkan untuk melakukan kerja perubahan, serta gunakan teknologi yang sedang berkembang. Terus belajar dan bekerja, walaupun kecil tapi pasti bermanfaat. 

Pemerintahan Jokowi pun telah menetapkan prioritas kerja pembangunannya yang pertama adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Sehingga nantinya diharapkan ada ketersambungan antara peran pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM dan usaha pemuda untuk meningkatkan kapasitasnya.  Apabila itu terwujud maka kita sebagai bangsa dapat eksis di tengah persaingan global.

* Anggota DPR RI, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Tags : Sumpah Pemuda , PKB , Luluk Nur Hamidah

Berita Terkait