Peringati Hardiknas, PBNU Soroti Revolusi Mental

| Kamis, 02/05/2019 21:14 WIB
Peringati Hardiknas, PBNU Soroti Revolusi Mental Hanief Saha Ghafur (Ketua PBNU). (Foto: NU Online)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Hanief Saha Ghafur menilai, revolusi mental atau pendidikan karakter yang didengungkan Presiden Joko Widodo sejak awal menjabat merupakan gagasan besar. Namun, gagasan tersebut dinilai tidak mampu diimplementasikan oleh para menterinya.

"Ketidakmampuan itu membuat kebijakan itu tidak terimplementasi dan tidak terdistribusi ke bawah," kata Hanief saat menjadi pembicara dalam diskusi yang bertajuk `Wajah Pendidikan Indonesia, Berkarakter Kah?` yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Mei 2019.

Hanief mengatakan, sejumlah kebijakan terkait revolusi mental yang selama ini telah dikeluarkan kementerian terkait tidak diikuti dengan dorongan yang kuat.

Bagi Hanief, hal itu harus menjadi bahan evaluasi yang penting untuk kebijakan pemerintah ke depan karena revolusi mental dapat menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia. "Kebijakan (jangan hanya dibuat) di atas kertas, tetapi terdistribusi dan terimplementasi di dalam kelas, di dalam keluarga, di dalam pesantren, di dalam perguruan tinggi, dan itu harus terbangun dengan baik," jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, jika Presiden Joko Widodo kembali terpilih, akan fokus membangun sumber daya manusia, setelah sebelumnya membangun infrastruktur di berbagai daerah.

"Presiden sudah menyampaikan bahwa pada periode yang kedua `saya akan memperkuat pembangunan manusianya`," ucapnya.

Diinformasikan, Diskusi ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Lembaga Pendidikan Ma`arif PBNU dan Pengusaha Muda Witjaksono.

Tags : PBNU , Revolusi Mental , Hardiknas

Berita Terkait