Ketika Ikat Kepala Cenderawasih Cak Imin Disorot Publik

| Rabu, 21/02/2018 09:54 WIB
Ketika Ikat Kepala Cenderawasih Cak Imin Disorot Publik Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (dok PKB)

RADARBANGSA.COM - Ikat kepala Burung khas Papua yang digunakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), A Muhaimin Iskandar atau Cak Imin saat pengambilan nomer urut partai di KPU beberapa hari lalu, ternyata menjadi objek perbincangan ramai para Netizen baik di Papua sendiri maupun di wilayah lain Indonesia.

Cak Imin sendiri pasti tidak pernah membayangkan bahwa bentuk kecintaan dan penghormatannya pada Papua dan masyarakat Papua, dengan menggunakan ikat kepala burung khas Papua itu dalam moment penting Partai di KPU akan menjadi perbincangan hangat oleh para Netizen, yang kemudian berkembang menjadi isu yang lebih luas dan di tarik ke arah isu pecinta lingkungan hidup.

Ini menjadi menarik, karena selama ini banyak tokoh lain yang pernah menggunakan ikat kepala burung khas Papua itu, namun tidak pernah menjadi bahan perbincangan dan disorot serius oleh banyak pihak, baik oleh kawan-kawan di Papua maupun oleh para Netizen didaerah lain di Indonesia.

Presiden Jokowi, Kapolri Tito karnavian, Pak JK, Ketum Nasdem Surya Paloh, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan masih banyak nama tokoh-tokoh Nasional lain yang pernah menggunakan ikat kepala burung khas Papua, namun mereka luput disorot serius sebagaimana sorotan yang diterima oleh Cak Imin saat menggunakannya.

Cak Imin sepertinya saat ini sudah menjadi trendsetter Netizen Indonesia. Semua yang digunakan, semua yang diucapkan, menjadi hal yang menarik untuk dibahas dan didiskusikan, salah satunya, yaitu pengunaaan ikat kepala burung khas Papua. Walaupun diskusi kemudian ditarik ke ranah politik dan di hubung-hubungkan dengan harapan para kader partai PKB seluruh Indonesia pada Ketumnya yang diharapkan bersedia mencalonkan diri sebagai wakil presiden atau presiden di 2019 nanti.

Cak Imin sebagai tokoh nasional tentunya memiliki kesadaran akan kecintaan pada lingkungan yang tidak perlu diragukan oleh siapapun, dan ini dibuktikan sejak lama. Bahkan saat Harlah PKB yang ke 12 tahun 2010, Cak Imin dan DPP PKB mengadakan gerakan “Menanam Pohon Kehidupan 10.000 Batang” di Campas Edurec, Desa Cijayanti, Sentul, Bogor.

Dalam keterangan pers saat itu Cak Imin menyampaikan bahwa sejak tahun 2007, PKB sudah mendeklarasikan diri sebagai partai hijau, green party. Dan penanaman gerakan pohon kehidupan 10.000 pohon, itu sebagai penegasan komitmen Cak Imin dan PKB sebagai partai yang punya kepedulian serius terhadap lingkungan hidup.

Dalam beberapa komentar yang saya baca di FB terkait Polemik persoalan ikat kepala burung khas Papua yang di gunakan Cak Imin, berdasarkan penyampaian kawan-kawan di Papua, ternyata tidak semua ikat kepala buluh burung itu berasal dari buluh burung asli, ada yang berasal dari bulu sintesis namun begitu mirip dengan aslinya.

Nah, soal ini bisa dipertanyakan kepada Cak Imin langsung, jangan-jangan hadiah yang beliau terima dari masyarakat Papua itu juga bukanlah buluh burung asli, tapi Juga berasal dari buluh buatan tadi, yang begitu mirip dengan aslinya.

Namun, penggunaan ikat kepala buluh burung khas Papua ini bisa saja dihentikan, atas dasar kesadaran akan kecintaan kita pada lingkungan. Jika masyarakat Papua yang berkaitan langsung dengan persoalan ini ingin menjadikan momentum penggunaan ikat kepala buluh burung khas Papua oleh Cak Imin sebagai “pintu masuk” untuk menSTOP penggunaan buluh burung asli untuk simbol ikat kepala masyarakat Papua ataupun untuk diperjualbelikan.

Cak Imin, saya rasa mungkin dengan senang hati bersedia menjadi Duta Perlindungan burung-burung asli Papua, jika di minta oleh masyarakat Papua. Karena Cak Imin dan PKB memiliki komitment serius akan persoalan isu-isu lingkungan hidup.

Gus Dur, Cak Imin, PKB dan Papua memiliki nilai-nilai historis yang panjang dan tidak bisa di nafikan. Sejarah panjang yang ada antara Cak Imin dan Papua inilah, yang bisa jadi, melatar belakangi alasan Cak Imin menggunakan ikat kepala khas Papua saat pengambil nomer urut partai di KPU RI.

Selain penggunaan ikat kepala khas Papua, Cak Imin juga malam itu menggunakan kaos dengan lambang Garuda Pancasila dan jaket hijau serta membawa bendera merah putih kecil di tangan nya. Saya memaknai ada pesan dan harapan yang ingin di sampaikan oleh Cak Imin malam itu dengan semua pakaian dan atribut yang digunakannya.

Saya melihat, Cak Imin ingin menyampaikan kecintaannya yang tulus pada saudara sebangsanya yang ada di tanah Papua khususnya dengan penggunaan ikat kepala buluh burung khas Papua. Dengan harapan bahwa Papua akan selalu bersama dalam naungan Merah Putih dan Garuda Pancasila, dalam dekapan hangat bersama PKB dan Cak Imin dengan simbol jaket hijaunya untuk masa depan dan harapan yang semakin baik untuk Papua.

Sebelum saya menyelesaikan tulisan ini, Saya ingin mengutip sesuatu yang saya baca dalam salah satu buku karya Paulo Coelho: “Para Pembenci sesungguhnya adalah pengagum-pengagum yang bingung dan tidak paham mengapa orang-orang menyukai kita.” Wassalam.

 

NOURA FADHILAH

Tags : Cak Imin , Cenderawasih , Papua

Berita Terkait