Di Depan Menaker se Asean, Hanif Paparkan 6 Strategi Hadapi Era Future of Works

| Senin, 29/04/2019 18:53 WIB
Di Depan Menaker se Asean, Hanif Paparkan 6 Strategi Hadapi Era Future of Works Menaker, Hanif Dhakiri memaparkan 6 strategi Indonesia hadapi era future of works di depan Menaker se Asean (dok @KemnakerRI)

SINGAPURA, RADARBANGSA.COM - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri menghadiri diskusi strategi menghadapi future of work (pekerjaan masa depan) bersama para Menaker dari negara-negara anggota ASEAN di Singapura, Senin 29 April 2019.

Dalam kesempatan tersebut, Hanif memaparkan langkah Indonesia menghadapi perubahan yang terjadi dalam era future of work.

“Dengan mengedepankan semangat kebersamaan ASEAN, kita akan mampu mengatasi segala tantangan sekaligus memanfaatkan peluang-peluang untuk memajukan kejayaan ASEAN," kata Hanif,

Dalam merespons berbagai perubahan yang terjadi pada sektor ketenagakerjaan era future of works, Hanif mengatakan pemerintah Indonesia telah menyiapkan enam strategi khusus di bidang ketenagakerjaan.

Pertama, meningkatkan employability angkatan kerja Indonesia melalui penerapan pelatihan vokasi yang masif dan sesuai kebutuhan Industri. 

"Pelatihan vokasi dalam bentuk hard dan soft skills diberikan secara masif tanpa memandang usia dan latar belakang pendidikan untuk menjamin skilling, upskilling, dan reskilling bagi sumber daya manusia (SDM) Indonesia," kata Hanif.

Skilling berarti mendorong dan memfasilitasi para angkatan kerja, khususnya angkatan kerja muda untuk berpartisipasi dalam program pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK).

Upaya tersebut didukung dengan program reskilling dan upskilling, agar pekerja yang terdampak job-shifting mendapat keterampilan sesuai dengan tuntutan perkembangan teknolongi pada era future of work.

Pemerintah Indonesia juga membangun BLK Komunitas Keagamaan. Tujuannya untuk memberi bekal kompetensi, selain ilmu agama yang mereka pelajari dan akan berdampak terhadap masyarakat sekitar.

Kedua, dalam menghadapi adanya new form of work pada era digital, termasuk telework yang diyakini akan berdampak terhadap beberapa elemen dalam hubungan industrial, pemerintah sudah menyiapkan solusi.

"Pemerintah Indonesia sudah, sedang, dan terus memperkuat dialog sosial dengan Tripartit Nasional dan mitra sosial. Selan itu, pemerintah akan memastikan bahwa seluruh pekerja telah terlindungi melalui jaminan sosial dan jaminan kesehatan. Termasuk bagi pekerja migran Indonesia di seluruh negara penempatan," katanya.

Ketiga, memperluas pasar kerja yang fleksibel, namun mampu menyerap SDM Indonesia untuk bekerja secara produktif dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

Keempat, meminimalisir kesenjangan antara partisipasi kerja perempuan dan laki-laki dalam iklim ketenagakerjaan Indonesia. 

"Kami juga melakukan promosi nasional tentang implementasi equal employment opportunity (EEO) baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, guna memastikan tidak ada diskriminasi gender di tempat kerja," ujar Hanif.

Kelima, pemerintah Indonesia menyediakan berbagai fasilitas, sarana, dan kemudahan bagi kaum muda untuk berkreasi yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan kepentingan bangsa. Pemerintah menyadari bahwa kreativitas dan inovasi sangat diperlukan pada era ekonomi digital.

"Berbagai skema beasiswa sekolah, baik di dalam dan di luar negeri, kami sediakan dan permudah. Para anak muda juga diajak untuk mengembangkan industri kreatif dan industri dengan inovasi teknologi seperti animasi dan motor listrik melalui pelatihan di BLK," ujarnya.

Keenam, pemerintah memperkuat penerapan occupational safety and health (OSH) di semua sektor industri. Hal ini guna memastikan terwujudnya kepatuhan hukum ketenagakerjaan yang diselaraskan dengan prinsip-prinsip decent work dan standar ketenagakerjaan baik domestik maupun standar internasional. 

Tags : Hanif Dhakiri , Kemnaker , Future of Work

Berita Terkait