PT Bukit Asam Catat Laba Bersih Rp4 Triliun

| Rabu, 04/03/2020 21:38 WIB
PT Bukit Asam Catat Laba Bersih Rp4 Triliun PT Bukit Asam catat laba bersih Rp4 Triliun di tahun 2019 (Foto: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Sepanjang tahun 2019, harga batu bara terus memperlihatkan tren penurunan. Penurunan harga batu bara ini terjadi seiring dengan pelemahan harga batu bara indeks Newcastle (GAR 6322 kkal/kg) sebesar 28% menjadi rata-rata sampai dengan Desember 2019 sebesar US$77,77 per ton dari US$ 107,34 per ton pada periode yang sama tahun lalu.

Kendati demikian perusahaan plat merah PT Bukit Asam (PT BA) mengatakan pihaknya tetap mampu membukukan kinerja yang menggembirakan dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,1 Triliun. Pencatatan laba bersih sebesar Rp 4,1 Triliun diimbangi dengan EBITDA sebesar 6,4 Triliun.

Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan Keberhasilan ini tidak lain merupakan dampak dari penerapan strategi yang tepat dan upaya efisiensi yang dilakukan Perseroan. 

“Pencapaian laba ini didukung oleh kinerja operasional perseroan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” demikian pernyataan tertulis dari pihak PT Bukit Asam

Pada tahun 2019, PT BA mengatakan produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2% dari tahun sebelumnya atau naik menjadi 29,1 juta ton. Kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7,0% dari tahun 2018. Kenaikan produksi dan angkutan batu bara ini mendorong pula kenaikan penjualan batu bara.

Sepanjang 2019, perseroan berhasil menjual batu bara sebesar 27,8 juta ton atau naik 13% dari tahun sebelumnya. Kenaikan volume penjualan ini karena adanya ekspansi ke pasar-pasar potensial yang meliputi Jepang, Hongkong, Vietnam, Taiwan dan Filipina serta keberhasilan dalam menambah pasar-pasar potensial baru seperti Australia, Thailand, Myanmar dan Kamboja. Tak hanya mendorong penjualan ekspor ke negara-negara Asia, Perseroan juga menerapkan penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market.

Arviyan melanjutkan, di tahun 2019, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp21,8 Triliun atau naik sebesar 3% dari tahun sebelumnya sebesar Rp21,2 Triliun.

Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57%, penjualan batu bara ekspor sebesar 41% dan aktivitas lainnya sebesar 2% yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa. Kenaikan pendapatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah tonase penjualan.

Tags : PT BA , Perseroan , Rp4 Triliun , Batubara

Berita Terkait