Bank Dunia Prediksi Perekonomian Negara Asia Timur dan Pasifik Melambat

| Kamis, 02/04/2020 08:58 WIB
Bank Dunia Prediksi Perekonomian Negara Asia Timur dan Pasifik Melambat Ilustrasi. Jakarta Ibukota Indonesia (Foto: Npr.org)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik melemah menjadi 6,0 persen pada tahun 2019 dan 2020. Angka ini turun dari posisi 6,3 persen pada tahun 2018.

Kendati demikian, menurut laporan World Bank East Asia and Pacific Economic, kondisi permintaan domestik kawasan Asia Timur dan Pasifik tetap kuat di sebagian besar kawasan, secara sebagian mengimbangi dampak melambatnya ekspor. 

“Pertumbuhan yang tangguh di kawasan ini sepatutnya berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan lebih lanjut, yang kini telah mencapai posisi terendah dalam sejarah. Hingga tahun 2021, kami memperkirakan kemiskinan ekstrem akan turun di bawah 3 persen,” kata Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik melalui keterangan resmi Bank Dunia, Senin 30 Maret 2020.

"Namun, pada saat yang sama, setengah miliar penduduk di kawasan ini tetap tidak aman secara ekonomi, dan berisiko kembali jatuh dalam kemiskinan – yang menjadi pengingat besarnya tantangan yang dihadapi para pembuat kebijakan,” tambahnya.

Sementara itu pertumbuhan di Indonesia dan Malaysia diproyeksikan tidak akan berubah pada tahun 2019. Tingkat pertumbuhan di Thailand dan Vietnam diperkirakan akan sedikit lebih rendah pada 2019. Di Filipina, penundaan pengesahan anggaran pemerintah nasional untuk tahun 2019 diperkirakan akan membebani pertumbuhan PDB pada 2019, tetapi pertumbuhan diperkirakan akan meningkat pada 2020.

Pertumbuhan Kamboja diproyeksikan akan tetap kuat, meskipun pada tingkat yang lebih lambat dibanding dengan 2018, terutama karena permintaan eksternal yang lebih lemah dari perkiraan. Pertumbuhan diperkirakan akan meningkat di Papua Nugini pada 2019 sejalan dengan pulihnya ekonomi dari bencana gempa bumi pada 2018. Pertumbuhan di Fiji diproyeksikan akan terus meningkat, meskipun dengan kecepatan yang sedang karena upaya rekonstruksi hampir selesai setelah terjadinya topan tropis beberapa waktu lalu.

“Meskipun prospek ekonomi untuk Asia Timur dan Pasifik umumnya tetap positif, perlu diingat bahwa kawasan ini terus menghadapi tekanan yang meningkat sejak tahun 2018 dan masih bisa berdampak buruk. Berlanjutnya ketidakpastian akibat beberapa faktor termasuk perlambatan lebih lanjut di negara maju, kemungkinan perlambatan yang lebih cepat dari perkiraan di Tiongkok, dan ketegangan perdagangan yang belum terselesaikan,” kata Andrew Mason, World Bank Acting Chief Economist for the East Asia and Pacific.

“Tantangan yang terus berlanjut ini perlu dikelola secara aktif,” imbuhnya.

Tags : Bank Dunia , Ekonomi , Corona

Berita Terkait