Industri Film dan Komik Miliki Prospek Tinggi di Era Pandemi

| Jum'at, 14/08/2020 13:24 WIB
Industri Film dan Komik Miliki Prospek Tinggi di Era Pandemi Bioskop saat New Normal (Doc: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Dunia perfilman dan komik nasional dinilai masih berpeluang dan prospektif untuk berkembang di era adaptasi kebiasaan baru.

Produser Celerina Judisari menyebut jika di Indonesia yang dilihat adalah jumlah penonton film tersebut, oleh karenanya tiap produser harus dapat menyiasati para pembaca.

“Ketika komik tervisualisasikan dalam bentuk film, pembaca lama perlu kita gandeng kembali. Karena akan ada ada transisi-transisi diantara pembaca lama dan pembaca baru yang harus disiasati oleh produser, bagaimana hal tersebut dapat ditangkap sebagai peluang yang akhirnya bisa dimasukkan ke dalam kantong jumlah penonton," katanya pada Jumat 14 Agustus 2020.

Selain itu, Celerinan meyebut jika  peluang pertumbuhan film juga bisa di dapatkan dari investor atau sponsor. Seperti  Satria Dewa Studio yang menaungi film Gatotkaca memiliki format yang berbeda dari Bumi Langit Universe yang menaungi Gundala. Bumi Langit di latar belakangi oleh Screenplay Productions yang notabene sudah kuat di industri perfillman.

Sementara, Satria Dewa Studio adalah pemain baru yang berhasil mendapatkan investor atau sponsor terlebih dahulu, untuk membiayai film Gatotkaca. Sehingga bisa membuka peluang lebih cepat.

Ia menambahkan pada saat penciptaan karakter melalui komik, harus sudah difikirkan karakter tersebut dengan intellectually product (IP), dimana IP itu bisa diturunkan ke berbagai macam bentuk. 

“Jadi film ini merupakan pembuka untuk menghidupkan suatu karakter kedalam permutasi atau turunan lainnya, seperti merchandise, stiker, musik, radio, bahkan bisa juga dengan membuat café yang sesuai dengan karakter film, dan juga animasi lainnya,” kata Celerina

Sementara itu, Creative Director Pionicon, Faza Meonk, menjelaskan industri komik dari sisi digital yang sedang marak ini sangat mempermudah para komikus untuk melakukan penetrasi pasar dengan menjangkau pembaca yang lebih luas dan memangkas jalur distribusi komikus dalam menerbitkan karyanya. 

“Ini merupakan peluang yang sangat baik bagi komikus Indonesia untuk memasarkan karyanya melalui internet. Karena, pembaca pun semakin banyak yang familiar dan menggunakan platform digital,” ujar Faza.

Selain itu menurutnya dengan platform digital ini bisa menjadi salah satu acuan untuk melakukan validasi market.

“Dimana kita bisa melihat jumlah pembaca komik, komentar yang diberikan pembaca hingga besarnya engagement yang diperoleh. Hal ini dapat menarik perhatian produser untuk membuat karya komik menjadi sebuah film,” kata Faza.

Tags : Film , Bioskop , Komik , Pandemi

Berita Terkait