CIPS: Waspadai Kenaikan Harga Ayam Yang Ekstrim

| Kamis, 24/06/2021 12:15 WIB
CIPS: Waspadai Kenaikan Harga Ayam Yang Ekstrim Pedagang Ayam di Pasar Rakyat (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Kenaikan harga beberapa komoditas pangan yang pasca Idul Fitri patut diwaspadai. Lonjakan kasus positif Covid-19 di beberapa wilayah Indonesia juga dikhawatirkan dapat memengaruhi fluktuasi harga beberapa komoditas pangan.

Data Indeks Bulanan Rumah Tangga (Indeks BU RT)) dari Center for Pilicy Studies (CIPS) menunjukkan, harga tujuh dari sembilan komoditas pokok mengalami kenaikan yang pesat. Kenaikan ini juga mendukung laju inflasi di bulan Mei hingga mencapai 0,38% di sektor makanan dan minuman.

Peneliti CIPS  Indra Setiawan memaparkan, di antara komoditas tersebut, harga daging mengalami kenaikan yang paling ekstrim. Pasalnya, dari bulan April ke Mei 2021, harga daging naik sekitar tujuh persen, jauh lebih tinggi dibanding barang lainnya. Harga daging sapi meningkat dari Rp154.750 menjadi Rp165.900. Harga ayam juga merangkak naik dari Rp36.900 ke Rp40.722.

Adapun kenaikan ini bisa disebabkan beberapa faktor, seperti adanya peningkatan permintaan yang terjadi semenjak awal bulan Ramadan. Peningkatan ini jauh lebih pesat dibandingkan Ramadan tahun lalu dan berbarengan dengan permintaan menjelang Idul Adha.

Selain itu, para pedagang tidak memiliki stok daging yang mencukupi. Mereka terpaksa menyembelih sapi betina, yang seharusnya mampu bereproduksi, untuk menjaga ketersediaan sapi jantan di Idul Adha. Kebijakan impor juga ditengarai menjadi penyebab kenaikan harga daging. Pasalnya, sapi di Australia sekarang sedang anjlok ketersediaannya.

Sementara itu kenaikan harga ayam juga dipengaruhi sengketa Indonesia dengan World Trade Organization (WTO) perihal impor ayam dari Brazil. Impor ayam dari sana pun terus menurun. Selain itu, harga ayam juga didorong mahalnya harga pakan dan jagung yang ada di atas rerata Rp3.000 dan Rp5.000 untuk masing-masing. Kekurangan pasokan ini bisa menjadi faktor inflasi ayam yang cukup tajam.

Pemerintah lanjutnya, harus mengamati kemampuan konsumsi konsumen dalam membeli barang penting tersebut. Membaca pasar menjadi penting untuk menebak perilaku pembelian dalam mendekati hari raya yang akan datang. Pada akhirnya, kebijakan yang diambil pun dapat menyesuaikan dengan pergerakan harga.

 

 

Tags : Harga Ayam Mahal , Harga Ayam

Berita Terkait