Indonesia Alami Deflasi Pertama Sebesar 0,16 Persen di 2021

RADARBANGSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada Bulan Juni sebesar 0,16 persen. Deflasi ini merupakan yang pertama kalinya di tahun 2021.

“Pada Juni ini terjadi deflasi sebesar 0,16 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, dalam konferensi pers virtual, Kamis 1 Juni 2021.

Margo mengatakan deflasi terjadi dikarenakan pasca periode Ramadhan harga komoditas lebih rendah dari harga komoditas saat Ramadhan dan Idul Fitri. Turunnya harga komoditas ini lantas menyebabkan deflasi. Adapun BPS mengatakan bahwa deflasi bukan karena rendahnya daya beli masyarakat.

Beberapa kelompok yang sangat mempengaruhi terjadinya deflasi adalah kelompok makanan, minuman, tembakau dan transportasi.

Dari 90  Indeks Harga Konsumen yang disurvey, sebanyak 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Adapun deflasi tertinggi terjadi di Kupang, yakni sebesar 0,89 persen, dan deflasi terendah terjadi di Palembang yakni 0,01 persen.

Sementara inflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 1,36 persen dan inflasi terendahnya terjadi di Pekanbaru dan Tanjung Solor masing-masing sebesar 0,01 persen.

Margo menjelaskan deflasi di Kupang utamanya disebabkan oleh merosotnya harga komoditas kangkung, angkutan pesawat, dan tomat. Sementara itu, Tingginya inflasi di Singkawang utamanya disebabkan oleh naiknya harga daging babi, tahu mentah, dan daging ayam ras.

Lebih lanjut Margo menjelaskan, dari 11 kelompok pengeluaran yang dicatat, 4 diantaranya mengalami deflasi, yaitu kelompok makanan, minuman, tembakau, pakaian dan alas kaki, transportasi, serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok dengan andil deflasi bulanan terbesar, yakni sebesar 0,18 persen.

"Kelompok pengeluaran untuk informasi dan jasa keuangan terjadi deflasi sebesar 0,01 persen dan relatif tidak memberikan andil terhadap deflasi," ucap Margo.